Site icon Kabarindo24jam.com

Berkinerja Baik Dalam Penanganan Stunting, Pemkot Bogor Diganjar Penghargaan

kota bogor raih penghargaan stunting

Kabarindo24jam.com | Bogor kota – Kerja keras jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting di tahun 2024 membuahkan hasil penghargaan khusus dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. Adapun Pemkot Bogor menjadi Daerah Berkinerja Baik dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting 2024.

Penghargaan diberikan langsung oleh Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Kemendagri, Chaerul Dwi Sapta kepada Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin bertepatan dengan Diseminasi Hasil Penandaan, Pelacakan, dan Evaluasi Anggaran Intervensi Gizi pada Kabupaten/Kota dalam Mendukung Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting, di Green Forest Hotel, Selasa (25/11/2025).

“Kemendagri mengadakan diseminasi terhadap penurunan angka stunting di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Hari ini kami juga memberikan penghargaan kepada lima kabupaten/kota yang berkinerja baik dari 197 kota/kabupaten untuk tahun 2024 (termasuk Kota Bogor),” jelas Chaerul dalam keterangan persnya yang dikutip pada Rabu (26/11/2025).

Pemerintah daerah, sambung Chaerul, harus mampu mengontrol administrasi daerah terhadap perencanaan, terutama bagi OPD yang terlibat dalam penanganan stunting. “Tagging anggaran yang kita lakukan secara top-down bisa mengontrol sasaran bagi pemda dalam penanganan stunting. Bukan hanya biaya dukungan, tapi sasaran kepada masyarakat yang terdampak stunting maupun upaya pencegahannya,” tegasnya.

Pada tahun depan, untuk mendukung data yang lebih akurat, peran camat dan lurah akan ditingkatkan. Chaerul mengapresiasi langkah Kota Bogor dalam memperkuat pendataan di wilayah. “Memang ini harus dilakukan secara bersama-sama. Terutama komitmen kepala daerah dalam mendukung kinerja OPD,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin mengatakan bahwa pemerintah daerah masih memerlukan guidance atau ukuran yang jelas dalam pelaksanaan program penurunan dan pencegahan stunting.

“Kota Bogor juga kadang mengalami sedikit miss antara data yang kami punya dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) atau Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Data terakhir hasil bulan penimbangan bayi masih ada sekitar 1.491 anak stunting, namun data lain berbeda,” ungkap Jenal Mutaqin.

Jenal Mutaqin pun mengapresiasi penghargaan yang diberikan oleh Kemendagri terhadap upaya Pemkot Bogor dalam mencegah dan mengurangi angka stunting. “Harapannya tentu dari diseminasi ini bisa tercipta data yang lebih bottom-up. Karena kami tidak hanya mendata balita, tetapi juga ibu hamil, bayi dua tahun, hingga calon pengantin,” pungkas Jenal. (Man/*)

Exit mobile version