Site icon Kabarindo24jam.com

Dewan Kritisi Pengelolaan Hotel Sayaga yang Kurang Menguntungkan Pemkab Bogor

Oplus_131072

Kabarindo24jam.com | Cibinong -Perseroan Daerah (Perseroda) Sayaga Wisata, badan usaha milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor saat ini tengah menggeliat atau berusaha kembali ke jalur bisnis yang benar dengan telah beroperasinya hotel bintang empat miliknya yang berdiri megah di Jalan Raya Pemda Tegar Beriman, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong.
Sayangnya, Hotel yang dibangun dengan biaya ratusan miliar Rupiah ini, dioperasikan bersama operator grup hotel dengan pembagian keuntungan yang nilainya tidak signifikan bagi Pemkab Bogor.
Dengan sistem pembagian hasil 10 persen dari 40 persen total pendapatan satu tahun, jelas sangat tidak sebanding dengan ‘uang rakyat’ yang telah dikeluarkan oleh Pemkab Bogor untuk membangun hotel tersebut yang sempat diliputi dengan isi korupsi saat proyeknya dikerjakan.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Yaudin Sogir, berharap direksi Sayaga Wisata bisa melakukan kembali negoisasi atau pembicaraan ulang soal pembagian keuntungan yang tidak menguntungkan Pemkab Bogor tersebut. Sebab dengan margin 10 persen saja, dinilai Sogir sangat tidak sebanding dengan anggaran yang telah dikeluarkan Pemkab Bogor.
“Saya kira, sangat wajar kita hitung ulang lagi soal pembagian keuntungan ini. BUMD itu tentu saja harus hitung pendapatan dari bisnis yang modalnya sangat tinggi itu, bukan untuk mengembalikan uang APBD yang sudah dikeluarkan jadi modal, tetapi kira-kira harus wajarlah soal pembagian keuntungan ini dalam pengelolaan bersama hotel APBD tersebut,” tutur Sogir kepada Kabarindo24jam, Selasa 19/8/2025).
Selain menyoroti soal hasil pembagian keuntungan dari pendapatan bisnis hotel tersebut, Sogir juga menyoroti eksistensi direksi Sayaga Wisata yang sudah tiga tahun mengalami kekosongan salah satu posisi Direksi, yakni Direktur Operasional, setelah pejabat lama Ivan Fadilla mengundurkan diri dari jabatannya.
“Pemkab Bogor harus atensi ini, ketidaan salah satu posisi direksi ini tentunya kan membuat lemah kinerja dan bahkan cenderung membuat goyah stabilitas dan ritme kerja Perusahaan, sebab itu yang kosong posisi Direktur Operasional, bukan kaleng-kaleng loh. Tapi kenapa Pemkab Bogor mendiamkan saja, ini ada apa?” tutur Sogir.
Apalagi, tambah Sogir, Sayaga Wisata bukanlah perusahaan plat merah skala kecil. Sebab ditilik dari modal yang disetor Pemkab Bogor ke tubuh BUMD ini nilainya mencapai Rp 290 miliar. Kemudian core bisnisnya adalah sektor pariwisata yang meliputi banyak konsensi atau insentif khusus dari Pemkab Bogor.
“Jadi ini Perusahaan besar loh. Bisnisnya ada travel, hotel, pengelolaan rest area, penyediaan akomodasi dan banyak lagi. Ini kan potensi yang harus dimaintenance secara benar dan proporsional. Dibutuhkan direksi dan team work yang kuat, solid dan professional. Saya berharap, Pemkab Bogor segera menyikapi masalah direksi ini,” tegas Sogir. (Cky/*)
Exit mobile version