Senin, 21 Juli 2025

Distribusi ambulans, BBM Antri, Jalan Rusak Terabaikan.

Kabarindo24jam.com | BENGKULU — Langkah Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk membagikan armada ambulans ke setiap desa menuai kritik dari sejumlah elemen masyarakat. Meskipun niatnya dianggap mulia untuk memperkuat pelayanan kesehatan desa, namun kondisi riil di lapangan menunjukkan bahwa kebijakan ini dinilai belum tepat waktu.

Distribusi kendaraan dinas yang seharusnya menjadi solusi justru dikhawatirkan menjadi beban baru. Salah satu persoalan paling krusial adalah masih panjangnya antrean bahan bakar minyak (BBM) di berbagai wilayah, termasuk di pelosok pedesaan. Dalam situasi seperti ini, penggunaan ambulans bisa terhambat jika pengisian BBM sulit diakses atau memakan waktu lama.

“Sekarang saja masyarakat kesulitan beli BBM untuk motor dan mobil pribadi. Kalau nanti ambulans butuh BBM dalam kondisi darurat tapi tidak tersedia, lalu bagaimana? Bisa berisiko bagi keselamatan pasien,” ungkap salah satu tokoh masyarakat yang diwawancarai awak media ini.

Tak hanya soal BBM, kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah di sejumlah daerah juga menjadi sorotan. Salah satu ruas jalan yang paling dikeluhkan adalah jalan penghubung Desa Sawang Lebar di Kabupaten Bengkulu Utara. Akses ini menjadi jalur vital menuju layanan kesehatan, namun hingga kini belum tersentuh perbaikan serius.

“Sebelum bagi-bagi ambulans, seharusnya perbaikan jalan dulu yang jadi prioritas. Ambulans itu untuk menyelamatkan nyawa, tapi kalau jalannya rusak parah, sama saja menghambat akses ke rumah sakit,” ujar warga Desa Sawang Lebar.

Kepala desa dan perangkatnya pun turut mengungkap kekhawatiran. Mereka menyebut bahwa ambulans yang diterima berisiko cepat rusak karena harus melewati medan berat. Ini tentu akan menambah beban biaya operasional bagi desa, terutama untuk perawatan dan perbaikan kendaraan.

“Kalau mobil baru langsung rusak karena jalan hancur, yang repot desa juga. Kami harus pikirkan biaya perawatan dan suku cadang,” kata seorang kades dari daerah dataran tinggi.

Yayasan Peduli Kabarindo, melalui relawan lapangan bernama Tika, juga menyayangkan keputusan membagikan ambulans tanpa terlebih dahulu membenahi infrastruktur pendukung. Menurutnya, niat baik pemerintah seharusnya disertai dengan kesiapan akses dan ketersediaan logistik seperti BBM.

“Jangan sampai niat baik justru jadi bumerang. Yang utama harus dibenahi dulu adalah akses, baru armadanya. Karena ini soal nyawa manusia, bukan sekadar pencitraan,” tegas Tika.

Sejumlah pengamat kebijakan publik menilai, bahwa pembangunan harus berbasis kebutuhan yang mendasar. Penundaan pembagian ambulans untuk sementara waktu dinilai lebih bijak sambil menuntaskan persoalan jalan rusak dan distribusi BBM yang merata.

Kini masyarakat menanti langkah  yang akan diambil, apakah pemerintah daerah akan mengedepankan substansi daripada seremoni. Karena bagi warga desa, akses jalan mulus dan BBM yang tersedia, jauh lebih mendesak daripada menerima kendaraan baru yang belum tentu bisa berfungsi optimal.(Wen*/)

redaksi
redaksihttps://kabarindo24jam.com
Redaksi media Kabarindo24jam.com

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini