Site icon Kabarindo24jam.com

Gubernur  Mau Ambil Alih RSUD Kota Bogor, Walikota Bogor Minta Dikaji Komprehensif

kabarindo24jam.com

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat memberikan keterangan tentang Pemprov Jabar bersedia membantu operasional rumah sakit jika diperlukan karena meningkatnya jumlah pasien dan pelayanan yang semakin tinggi setiap harinya

Kabarindo24jam.com | Bogor – Wali Kota Bogor Dedie A Rachim merespon pernyataan sekaligus keinginan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengambil alih pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. Dedie mengatakan bahwa pengelolaan RSUD oleh Pemerintah Provinsi  (Pemprov) bisa dilakukan selama ada kajian yang komprehensif.

Dia menilai rencana itu muncul karena RSUD tingkat provinsi di wilayah Jabodetabek terbatas. “Pengelolaan berkaitan dengan manajemen dan keuangan. Kalau untuk kami, tentu silakan saja selama ada kajian komprehensif. Yang penting tujuan pokok, memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, tercapai,” ujar Dedie kepada wartawan, Senin (8/9/2025).

Wali Kota Dedie menambahkan, usulan ini juga tidak lepas dari kondisi RSUD saat ini. Dimana, Gubernur Dedi Mulyadi menilai RSUD Kota Bogor sudah representatif karena melayani pasien secara regional di luar Kota Bogor dan termasuk rumah sakit pendidikan.

“Kita masih memiliki lahan-lahan yang mungkin bisa dijadikan RSUD baru. Pernah ada wacana di Rancamaya. Intinya, untuk pelayanan terbaik kepada masyarakat, kami tidak menutup kemungkinan pelaksanaannya,” kata Dedie.

Sebelumnya diketahui, saat meninjau RSUD Kota Bogor untuk menjenguk korban musibah majelis talim yang roboh, Gubernur Dedi Mulyadi menyebutkan bahwa Pemprov Jabar bersedia membantu operasional rumah sakit jika diperlukan karena meningkatnya jumlah pasien dan pelayanan yang semakin tinggi setiap harinya.

Gubernur Dedi Mulyadi pun menyoroti beratnya beban rumah sakit yang harus melayani pasien bukan hanya dari Kota dan Kabupaten Bogor, tetapi juga dari Cianjur hingga Sukabumi. Jadi cakupannya luas dan biaya operasionalnya juga dirasa sangat berat.

Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir menambahkan, selain tingginya jumlah pasien, kendala muncul karena sebagian di antaranya tidak memiliki BPJS atau klaim asuransinya belum diajukan. Kondisi ini membuat biaya operasional rumah sakit rawan menipis. “Rumah sakit ini tua, tetapi kapasitasnya cukup. Pemerintah hadir untuk memastikan pasien tetap mendapatkan layanan maksimal,” ujarnya. (Cky/*)

Exit mobile version