Site icon Kabarindo24jam.com

Investasi atau Perampokan? Bahlil Diteriaki Massa di Bandara Sorong

Kabarindo24jam.com | Sorong – Pagi itu di Bandara DEO Sorong, suasana mendadak memanas. Pukul 06.22 WIT, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tiba bersama rombongan. Namun, bukan sambutan hangat yang menanti mereka, melainkan teriakan keras dari massa yang sudah lama geram. Seruan pencabutan izin konsesi tambang menggema dari mulut warga yang merasa tanah mereka telah dijual atas nama pembangunan.

Tanpa banyak bicara, Bahlil dan rombongan masuk ke ruang transit. Sebuah pertemuan dijanjikan. Delegasi diminta menunggu. Tapi yang terjadi justru mencoreng wibawa pemerintah: pukul 07.02 WIT, Bahlil keluar diam-diam lewat pintu belakang. Massa baru hendak masuk ke terminal, tapi tokoh utama sudah kabur. Kekecewaan pun pecah menjadi amarah.

“Bahlil Lahadalia menipu rakyat Indonesia! Dia sembunyi seperti pencuri, bukan pemimpin” teriak Uno Klawen, pemuda adat Raja Ampat.

Empat perusahaan tambang nikel disebut masih bebas merusak Raja Ampat. Pemerintah hanya berani menyentuh satu: PT Gag Nikel. Tapi bagaimana dengan PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama, dan PT Mulya Raymon Perkasa. Semua masih aktif, semua masih menggali perut bumi Raja Ampat yang suci.

Aktivis dan warga adat bersatu dalam satu seruan hentikan perampokan atas nama investasi. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pulau-pulau yang dulunya hijau kini berubah gundul, penuh luka tambang.

“Kami bukan anti pembangunan, tapi kami anti pembohongan, anti elite Jakarta yang pura-pura peduli lalu mencuri tanah leluhur kami” ujar Uno.

Rakyat Raja Ampat tak butuh janji, mereka menuntut tindakan, dan mereka ingin hak atas alam dan warisan nenek moyang mereka dihormati. Sebab bagi mereka, hutan bukan sekadar pohon dan lahan.

Exit mobile version