Kabarindo24jam.com | BENGKULU — Sebuah perjalanan spiritual dan intelektual resmi dimulai bagi 120 siswa-siswi baru Madrasah Aliyah Negeri Ihsan Cendekiawan (MAN I C) Bengkulu, dengan dibukanya masa islah atau masa orientasi selama 40 hari penuh makna.
Acara pembukaan yang berlangsung di lingkungan madrasah ini tak hanya menjadi momen penyambutan, tetapi juga titik awal pembentukan karakter dan kemandirian bagi para calon cendekiawan muda. Dalam suasana haru dan penuh khidmat, para siswa diperkenalkan pada nilai-nilai dasar kehidupan MAN I C — yakni iman, ilmu, disiplin, akhlak, dan tanggung jawab.
Pesan Ibu Kepala Sekolah: Ikhlaskan, Doakan, dan Percayakan
Dalam sambutannya, Kepala MAN I C Bengkulu, Julita, M.Pd.I, menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh orang tua siswa baru.
“Kami mohon kepada semua orang tua, ikhlaskan anak-anak kita untuk menuntut ilmu di sini. Doakan mereka agar kelak menjadi anak-anak yang mandiri, berprestasi, dan membawa manfaat bagi umat serta bangsa. Jangan khawatir, selama masa islah ini, komunikasi dengan anak-anak dilakukan melalui guru pembimbing demi mendidik kemandirian dan tanggung jawab mereka,” ungkap Julita.
Ia juga menambahkan, kehadiran MAN Ihsan Cendekiawan bukanlah sekolah biasa. Ia lahir dari gagasan visioner Presiden ke-3 RI, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, sebagai simbol integrasi antara kecerdasan intelektual dan ketakwaan spiritual.
“MAN IC adalah wujud dari mimpi besar almarhum Bapak Habibie. Beliau ingin membentuk generasi cerdas yang tak hanya hebat dalam akademik, tapi juga berakhlak dan berjiwa pemimpin,” ujar Julita penuh semangat.
Jejak Sejarah: Dari Gagasan Habibie untuk Anak Bangsa
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia pertama kali didirikan pada tahun 1996 di Serpong, Banten, atas prakarsa BJ Habibie melalui BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Beliau melihat perlunya pendidikan berbasis sains dan agama yang seimbang.
Seiring waktu, konsep ini berkembang dan direplikasi di berbagai daerah, termasuk Bengkulu. Kini, MAN Ihsan Cendekiawan Bengkulu menjadi bagian dari warisan itu — sebuah madrasah modern yang memadukan kedisiplinan pesantren dengan kualitas pendidikan nasional dan internasional.i
Siswa baru tahun ini, terdapat nama Muhammad Ramzy Setiawan, putra kedua dari jurnalis Kabarindo24jam Bengkulu. Ia sukses melewati proses seleksi ketat dan kini resmi menjadi bagian dari keluarga besar MAN I C. Ramzy terlihat antusias mengikuti hari pertama masa islah, mengenakan seragam putih dan membawa semangat baru untuk meraih cita-cita.k
Thanya mencetak generasi disiplin dan religius, MAN I C Bengkulu juga dikenal publik berkat pencapaian luar biasa alumninya. Salah satu siswa MAN I C pernah viral karena dijemput langsung oleh Dekan Fakultas Kedokteran, usai dinyatakan lolos seleksi nasional berkat prestasi gemilang.
Prestasi tersebut menjadi simbol bahwa madrasah bukanlah pilihan kedua, tapi adalah pusat lahirnya pemimpin masa depan — para ilmuwan, dokter, teknokrat, dan ulama yang tangguh iman dan tajam akal.”
Kami bukan hanya mendidik untuk ujian, tapi untuk kehidupan,” ujar salah satu guru dalam pidato pembukaan yang disambut tepuk tangan meriah para wali dan tamu undangan.
Dari Islah Menuju Panggung Dunia
Masa islah ini bukan sekadar orientasi, tapi merupakan pintu gerbang menuju perjalanan besar. Di sinilah benih kemandirian, disiplin, dan kecintaan pada ilmu mulai tumbuh. Para siswa baru akan menjalani 40 hari yang bukan hanya melatih fisik dan mental, tapi juga membentuk kepribadian dan integritas.
Selamat datang generasi Ihsan Cendekiawan. Langit masa depan tengah memanggil kalian.