Site icon Media Kabar Indonesia 24 Jam

Jendral Dudung dan Tokoh Bangsa Lawan Gerakan Kelompok Radikal dan Intoleransi

JAKARTA — Tekad dan upaya dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman untuk melawan sekaligus meredam aksi serta gerakan kelompok-kelompok pemecah belah bangsa melalui paham radikalisme dan intoleransi, terus menuai dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk para ulama.

Minggu (13/2/2022), Jendral Dudung bertemu khusus dengan ulama kharismatik sekaligus penasehat PBNU asal Pekalongan -Jawa Tengah yang memiliki jutaan pengikut, yaitu Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan mantan Kepala BIN, Jendral Purn A. M. Hendropriyono.

Seperti diketahui, Habib Luthfi selama ini dikenal sebagai ulama yang konsisten menyuarakan persatuan dan kesatuan bangsa. Lebih dari itu, Habib Luthfi juga dengan gagah berada di garis terdepan menghadapi setiap upaya dan gerakan memecah-belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara Hendropriyono adalah purnawirawan TNI AD yang dikenal lantang bersuara mengecam aksi-aksi kekerasan dan ditoleransi oleh kelompok massa yang mengatasnamakan agama. Bahkan, mertua dari Panglima TNI Jendral Andika Perkasa ini, berani tampil terdepan menghadapi serangan balik dari para pendukung kelompok radikalis dan intoleran.

Habib Lutfi dan Hendropriyono datang memenuhi undangan Jenderal Dudung dalam acara peluncuran buku di Jakarta. Saat pertemuan, Jenderal Dudung memaparkan jika saat ini tengah berkembang idiologi kelompok-kelompok intoleran di Indonesia yang mencoba merongrong keutuhan NKRI.

“Kelompok intoleran adalah gerakan-gerakan yang mencoba merongrong Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI serta UUD 1945. Padahal itu merupakan 4 pilar kebangsaan yang harus kita jaga,” kata Jenderal Dudung yang saat ini tengah mendapatkan serangan politik dari pihak-pihak yang tidak menyukai sikap tegasnya itu.

Terkait hal.itu, Hendropriyono mengatakan jika dilakukan pembiaran terhadap kegiatan intoleransi, lanjutnya, maka akan berdampak sangat berbahaya. “Pembiaran kegiatan intoleransi sangat berbahaya karena sifat dari gerakan intoleransi adalah terorisme,” kata Hendropriyono.

Sementa itu, Habib Luthfi berpesan pada Jenderal Dudung untuk tidak memberi peluang pada kelompok intoleran untuk berkembang. “Jangan beri peluang sejengkal pun kepada kelompo intoleran,” tegas Habib Luthfi.

Menanggapi hal itu, Jendral Dudung mengaku telah memerintahkan anggotanya untuk mencari tahu di mana saja lokasi kelompok intoleran berada dan memantau kegiatan mereka. ”Sehingga kita akan tahu tindakan apa yang harus kita lakukan selanjutnya,” tuturnya.

Dia juga menegaskan jika tidak ada tempat gerakan intoleran. ”Mau itu bertameng agama, organisasi, kesukuan, atau jelas-jelas kelompok separatis yang baru-baru ini sudah menewaskan anggota saya 3 orang di Papua,” tandasnya.

Dia juga mengatakan jika perkembangan gerakan intoleran dan radikalisme sudah sangat cepat. ”Karena memang perkembangan itu melalui media sosial dan kegiatan-kegiatan lainya, sesuai dengan Rapim Kemhan bahwa ini sudah masuk ke semua elemen (masyarakat),” tambahnya. (***/CP)

Exit mobile version