JAKARTA — Mantan Menteri Kesehatan yang juga eks Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dr.Terawan Agus Putranto diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pemberhentian terhadap Terawan ini merujuk keputusan sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI Keputusan itu dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, Jumat (25/3/2022).
Salah satu alasan utama pemberhentian ini, dikabarkan terkait dengan metode Digital Subtraction Angiography (DSA) yang digagas oleh Terawan. Ia mengklaim metode tersebut bisa menghilangkan penyumbatan yang menyebabkan penyakit stroke.
Kabar pemberhentian Terawan itu mencuat setelah epidomiolog Pandu Riono mengunggah video di akun media sosial Instagramnya @pandu.riono. Dalam video itu, beberapa pria duduk kemudian salah seorang di antaranya membacakan pemberhentian Terawan dari keanggotaan IDI.
“Memutuskan, menetapkan, pertama, meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen sejawat dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) sebagai anggota IDI,” demikian putusan yang dibacakan, pada Sabtu (26/3/2022).
Keputusan pemberhentian Terawan itu akan dilaksanakan IDI selambat-lambatnya 28 hari. “Kedua, ketetapan ini tersebut dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja. ketiga, ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,” katanya.
Siapa dr.Terawan?
Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) lahir pada 5 Agustus 1964. Sebelum jadi menteri, Terawan seorang dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan dengan pangkat militer terakhir Letnan Jenderal TNI (Purn.)
Terawan menjadi dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan ini.
Ia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD. Dia ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.
Terawan juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.
Di RSPAD Gatot Subroto, Dokter Terawan Agus Putranto punya banyak pasien cuci otak dari berbagai kalangan. Lewat inovasinya Digital Substraction Angiogram (DSA), banyak pasien stroke atau penyakit gangguan saraf sembuh diterapi Dokter Terawan Agus Putranto. Termasuk dari kalangan pejabat, seperti Jusuf Kalla hingga Aburizal Bakrie yang pernah diterapi dengan metode DSA.
Tahun 1990, Dokter Terawan Agus Putranto lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Lalu dia mendalami bidang Radiologi, mendalami studi spesialis di Universitas Airlangga. untuk menunjang pelayanan dan menambah keilmuannya, Dokter Terawan Agus Putranto menempuh program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan lulus pada 2013. Di sela menimba ilmu di dunia medis Dokter Terawan Agus Putranto juga.
Sejak tahun 2015, Dokter Terawan Agus Putranto menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto. Ilmunya di dunia medis pun mumpuni, sampai dia juga ditunjuk sebagai dokter kepresidenan. Ketika Ani Yudhoyono meninggal dunia di Singapura, Dokter Terawan Agus pun ikut turun tangan.
Setelah tak lagi jadi menteri, Terawan mengembangkan Vaksin Nusantara. Vaksin Nusantara disebut aman bagi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Penggunaan sel dendritik sebenarnya bukan hal baru di bidang kedokteran.
Ia pernah merumuskan ‘Terawan Theory’, yakni sebuah teori yang terkait dengan metode ‘cuci otak’ pada penderita stroke. Meskipun demikian, ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah.