Site icon Kabarindo24jam.com

Kementerian Pertahanan Ambil Alih Kendali dan Pengelolaan Lembaga Farmasi TNI 

Oplus_131072

Kabarindo24jam.com | Jakarta – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengintegrasikan Lembaga Farmasi Tentara Nasional Indonesia (Lafi TNI), baik milik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) serta Lembaga Biologi dan Vaksin (Labiokvak) AD ke dalam satu komando terhitung tanggal 1 Oktober 2025.

Semua Lafi kini bernama Pusat Farmasi Pertahanan di bawah Badan Pemeliharaan dan Perawatan Pertahanan (Baharwathan) Kemenhan. “Alih komando dan pengendalian per 1 Oktober 2025 ini untuk tata kelola yang lebih baik dan efisien,” ujar Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya (Purn) Donny Ermawan Taufanto dalam jumpa pers di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10).

Dengan demikian, kata Donny, nantinya obat-obatan dan vitamin yang diproduksi tidak hanya digunakan untuk mendukung para prajurit, tetapi bisa juga untuk mendukung seluruh kesehatan masyarakat Indonesia.

Adapun saat ini berbagai vitamin yang diproduksi Pusat Farmasi Pertahanan salah satunya diberikan bagi para prajurit TNI yang sedang mempersiapkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025.

Donny menjelaskan, integrasi Lafi TNI tersebut menjadi simbol lahirnya kekuatan baru bagi pembangunan farmasi pertahanan Indonesia. Langkah itu juga sekaligus mewujudkan tata kelola yang lebih efisien dengan seluruh sumber daya manusia (SDM), sarana produksi, dan rantai distribusi yang kini terkoordinasi di bawah satu kepemimpinan.

“Efisiensi yang terwujud tidak hanya meningkatkan kualitas pengelolaan, tetapi juga memperluas ruang bagi terjalinnya kolaborasi yang lebih erat antarmatra TNI,” ucap purnawirawan Marsekal bintang tiga tersebut yang didampingi Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono dan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono.

Melalui koordinasi yang terpadu, lanjut Donny, kegiatan riset, pengembangan, hingga produksi obat dan vitamin dapat dilaksanakan secara selaras, terarah, dan bebas dari tumpang tindih. Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi, menurutnya, biaya obat per unit pun dapat ditekan sehingga harga yang ditawarkan menjadi lebih terjangkau.

Donny menjelaskan, upaya tersebut bertujuan agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh akses terhadap obat dan vitamin dengan lebih mudah tanpa mengurangi mutu dan kualitasnya.

“Pada akhirnya langkah ini meneguhkan komitmen pembangunan kedaulatan farmasi pertahanan yang mampu memenuhi kebutuhan prajurit ataupun masyarakat dengan sepenuhnya mengandalkan kemampuan bangsa sendiri,” ujar Donny.

Selain itu, mantan Sekretaris Jenderal Kemenhan itu menyampaikan, penyatuan komando dan pengendalian Lafi TNI merupakan wujud simbolis dari tekad bersama dalam membangun farmasi pertahanan yang kuat dan mandiri.

Kedaulatan sejati, sambung dia, hanya dapat terwujud melalui kerja sama, sinergi, dan kesungguhan seluruh elemen bangsa. “Dengan semangat kebersamaan tersebut, farmasi pertahanan Indonesia akan semakin kokoh serta memberikan manfaat nyata bagi prajurit dan masyarakat,” kata Donny. (Cky/*)

Exit mobile version