Site icon Kabarindo24jam.com

Main Domino Bareng Pengusaha Bermasalah, Menteri Kehutanan Minta Maaf

Kabarindo24jam.com – Jakarta – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni secara khusus meminta maaf kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat luas karena ikut bermain domino dengan sosok pengusaha yang diketahui terlibat atau menjadi tersangka dalam kasus pembalakan liar.

Raja menjelaskan bahwa dirinya datang ke lokasi saat itu untuk bertemu dengan Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) yang sudah dicopot Presiden Prabowo pada Senin (8/9/2025).

Sekretaris Jenderal PSI ini mengatakan bahwa di lokasi itu memang terdapat sejumlah orang yang sedang bermain domino.
“Saya secara pribadi tidak punya penjelasan lain kecuali yang memang saya sampaikan di rilis saya ketika itu,” katanya.

“Dan itu juga diperkuat oleh Mas Karding ya bahwa saya datang ke tempat beliau ngobrol hampir 3 jam. Setelah itu saya mau keluar dan ada orang yang memang sedang bermain domino, banyak ada 20-30 orang di posko KKSS ya,” sambung Raja Juli kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/9/2025)

Raja Juli yang dikenal sebagai orang dekat eks Presiden Joko Widodo ini mengaku bahwa ia diajak dan secara spontan ikut bermain. Ia menegaskan tidak mengenal pemain lawannya saat bermain domino.

“Jadi saya dari toilet mau pulang terus mereka (bilang) ‘main dulu’, mereka sedang main. Mas Karding ada di situ, dua orang berdiri dan saya duduk di sana, dan saya cuma main dua kali setelah itu saya pulang, saya nggak tahu status temen main saya yang kiri dan kanan,” ujarnya.

Meski demikian, Raja Juli meminta maaf kepada Presiden Prabowo Subianto dan Komisi IV DPR serta masyarakat Indonesia setelah fotonya viral. Ia pun mengaku mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

“Namun demikian, dari hati terdalam saya mohon maaf sebesar besarnya ada Pak Presiden Prabowo, kepada Komisi IV mitra saya. Terutama kepada masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang terjadi karena foto yang beredar tersebut,” ujarnya.

Dia pun berharap masalah ini menjadi pelajaran bagi dirinya sebagai pejabat publik untuk lebih hati hati, lebih aspiratif, lebih mampu membaca sensitivitas masyarakat. (Adul/*)

Exit mobile version