DEPOK – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi bagian dari instrumen pendidikan tinggi dalam upaya membentuk karakter moral dan pendidikan nilai-nilai kebangsaan. Hal itu ditandai dengan penandatangan nota kesepakatan bersama PBNU dengan Universitas Indonesia (UI).
Nota kesepakatan bersama dari keterangan resmi pihak UI, materinya menyebutkan “dalam rangka membentuk karakter moral serta pendidikan nilai-nilai kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bagi generasi muda bangsa”.
Ketua PBNU, KH.Said Aqil Siradj, menyambut baik adanya nota kesepakatan antara kedua belah pihak ini. Apalagi, menurutnya, Said Aqil khawatir potensi radikalisme di kampus nonagama seperti halnya Universitas Indonesia.
Said Aqil yang juga bakal maju lagi sebagai calon ketua PBNU dalam Muktamar ke 34 2020 di Lampung pada Desember 2021 , untuk ketiga kalinya itu juga menyinggung soal Pancasila dan signifikansinya. Pancasila, menurutnya, adalah bentuk ideologi ideal sebagai benteng terhadap radikalisme.
Guru besar ilmu tasawuf Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini pun menjelaskan, Islam moderat juga benteng radikalisme karena sifatnya yang modern dan adaptif terhadap pelbagai fenomena masyarakat.
Nota kesepakatan antara UI dan PBNU nantinya akan diturunkan menjadi beberapa kegiatan. Mulai dari soal Pendidikan, penelitian hingga kegiatan kajian ilmiah terkait agama dan kebangsaan.
Penandatangan nota kesepakatan ini dari pihak UI adalah, rector UI Ari Kuncoro, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Abdul Haris, Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset Dedi Priadi, dan Ketua MWA UI Saleh Husin.
Dari pihak PBNU, selain Said Aqil, acara pengesahan nota kesepakatan ini dihadiri oleh sejumlah jajaran PBNU, seperti KH.Robikin Emhas dan KH.Marsudi Syuhud. (CP/***)