Site icon Kabarindo24jam.com

Organisasi Generasi Digital Indonesia dipimpin Tokoh Pers

Oplus_0

Kabarindo24jam | Jakarta – Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Generasi Digital Indonesia (GRADASI), Dave Akbarshah Fikarno Laksono, secara resmi melantik Dewan Pengurus Pusat (DPP) GRADASI periode 2025–2030. Pelantikan berlangsung di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, akhir pekan kemarin, dihadiri oleh perwakilan lintas kementerian dan lembaga negara, serta mitra strategis GRADASI dari berbagai stakeholder.

Dalam seremoni ini, Ketua Umum terpilih DPP GRADASI Upi Asmaradhana menerima estafet kepemimpinan dari Muhammad Sidik K Tomsio. Upi didampingi Sekjen Junaidi dari Lampung dan Bendahara Umum Yunita SE dari Jawa Barat. Pengurus GRADASI periode 2025-2030 terdiri dari 6 Wakil Ketua Umum 7 Koordinator Wilayah dan 18 Departemen serta Poppy Zeidra Direktur Eksekutif di Jakarta.

Dalam sambutannya, Dave menekankan pentingnya peran organisasi masyarakat seperti GRADASI dalam menghadapi tantangan disrupsi teknologi dan dominasi platform digital asing. Ia juga menegaskan dukungan lembaga legislatif terhadap agenda strategis kedaulatan digital Indonesia.

Pelantikan ini menandai babak baru kepemimpinan GRADASI, organisasi kemasyarakatan berbadan hukum yang berkomitmen terhadap penguatan literasi digital dan kedaulatan ruang digital nasional. “Kiranya ini menjadi awal baru dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas digital bangsa kita. GRADASI diharapkan menjadi mitra kritis dan produktif pemerintah dalam memperkuat ekosistem digital yang inklusif, aman, dan berdaulat,” ujar Dave.

Lebih lanjut, Dave menekankan bahwa GRADASI memiliki peran strategis dalam membangun ruang digital yang aman, inklusif, dan berdaulat. “Kita tidak bisa membiarkan ruang digital Indonesia dikendalikan sepenuhnya oleh platform asing. Literasi digital harus kita tanamkan sejak dini sebagai pondasi, dan GRADASI sangat strategis sebagai mitra masyarakat dalam transformasi digital nasional,” ujar dia.

Sebagai Ketua Dewan Pembina, Dave menyampaikan optimismenya terhadap kepengurusan baru di bawah komando Upi Asmaradhana. Ia menyebut bahwa kehadiran tokoh-tokoh penting dan kolaborasi lintas sektor yang tergabung dalam kepengurusan DPP GRADASI 2025–2030 akan memperkuat sinergi nasional dalam membangun tata kelola ruang digital yang lebih baik.

“Kita tidak bisa lagi membiarkan ruang digital Indonesia sepenuhnya dikendalikan oleh algoritma global. GRADASI dapat menjadi pionir dalam menyuarakan kepentingan publik, termasuk dalam penyusunan regulasi digital yang berpihak pada rakyat,” tambahnya.

Upi Asmaradhana dikenal sebagai salah satu tokoh dalam dunia literasi digital dan kebebasan pers. Ia sebelumnya menjabat sebagai Duta Literasi Digital Nasional GRADASI, serta Duta Literasi Digital Provinsi Sulawesi Selatan periode 2021–2023.

Selain di GRADASI, Upi adalah Founder dan CEO PT Kabar Grup Indonesia (KGI Network) dan aktif di berbagai organisasi seperti AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum, Ahli Pers Dewan Pers, Anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI), serta organisasi lainnya seperti Ketua Umum Edukasi Peradaban Indonesia, Badan Pertimbangan Organisasi Indonesia Chief Editors Club, dan anggota Dewan Ekonomi Indonesia Timur.

Dalam pidatonya, Upi menyampaikan bahwa GRADASI bukan sekadar ormas, melainkan motor penggerak literasi digital yang adaptif dan berpihak pada rakyat. Ia menegaskan komitmen GRADASI untuk mengambil peran strategis dalam merumuskan regulasi yang menjamin kedaulatan digital Indonesia.

“GRADASI tidak hanya hadir untuk pelatihan dan kampanye digital, tetapi kami siap menjadi stakeholder utama dalam melahirkan regulasi yang melindungi hak-hak digital warga negara dan memperkuat posisi Indonesia dari dominasi platform asing. Kita tidak bisa hanya menjadi pasar, Indonesia harus menjadi produsen solusi digital,” tegas Upi.

Ia mengungkapkan bahwa GRADASI tengah menyusun naskah akademik dan kerangka regulasi strategis melalui Dewan Pakar dari kalangan kampus, untuk mengatasi ancaman seperti disinformasi, ujaran kebencian, dan manipulasi data. “Ini kontribusi konkret kami agar ruang digital Indonesia menjadi ruang yang aman, sehat, dan produktif,” imbuhnya. (Cky/*)

Exit mobile version