Site icon Kabarindo24jam.com

Sikapi Dinamika Geopolitik, Presiden ‘Arahkan’ Pimpinan TNI dan Intelijen

Kabarindo24jam | Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memanggil Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto hingga kepala staf TNI dari tiga matra. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo membahas situasi terkini Tanah Air bersama petinggi TNI serta Menteri Pertahanan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya bahkan mengunggah foto pertemuan tersebut di akun media sosial Seskab pada Jumat (1/8/2025). “Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah pimpinan tinggi TNI bersama beberapa menteri Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 1 Agustus 2025,” kata Teddy.

Kepala staf TNI yang hadir yakni KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, KSAL Laksamana Muhammad Ali, KSAU Marsekal Tonny Harjono, serta Kepala BIN Muhammad Herindra. Teddy menjelaskan Prabowo membahas kondisi dalam negeri di tengah perkembangan politik dan ekonomi dunia.

“Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo membahas perkembangan situasi terkini Tanah Air di tengah dinamika geopolitik dan geoekonomi dunia saat ini. Presiden menegaskan bahwa masalah pertahanan adalah masalah yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara,” ucap Teddy dalam keterangannya dikutip pada Minggu (3/8/2025).

“Menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden juga menyatakan jika sebuah negara ingin merdeka sesungguhnya, jika sebuah negara ingin sejahtera, maka harus punya kekuatan untuk melindungi diri, termasuk untuk melindungi semua kekayaan alam yang ada,” imbuhnya.

Terkait rapat khusus Presiden dengan pimpinan TNI serta jajaran Hankam dan Intelijen itu, Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin menilai hal itu merupakan bentuk koordinasi Presiden Prabowo dengan jajaran pertahanan, khususnya dalam mengantisipasi perkembangan geopolitik yang belakangan kian dinamis.

Ia pun mengutip peribahasa Latin dari penulis Romawi kuno, Vegetius: Si vis pacem, para bellum Jika ingin damai, bersiaplah untuk perang. “Jadi, kita tidak perlu menunggu situasi geopolitik memburuk terlebih dahulu. Indonesia harus selalu siap menghadapi segala bentuk ancaman,” ujarnya.

Eks artis film nasional itu menambahkan, dalam berbagai rapat kerja dengan kementerian/lembaga terkait bidang keamanan dan intelijen, Komisi I DPR terus menjalankan fungsi pengawasan terhadap program pemerintah.

Dia juga mengaku optimistis terhadap kemampuan Presiden Prabowo di bidang pertahanan dan keamanan negara. Selain kenyang pengalaman, Kepala Negara juga pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. (Cky/*)

Exit mobile version