Kabarindo24jam.com | Bali – Banjir besar di Bali menelan korban jiwa hingga 16 orang dan merusak berbagai fasilitas umum. Data terbaru BNPB mencatat jembatan, jalan, dan sekitar 474 kios di Pasar Badung mengalami kerusakan.
Kepala BNPB Suharyanto menyebut ada empat wilayah yang terdampak paling parah, yakni Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar.
Ia menambahkan, intensitas curah hujan ekstrem menjadi penyebab utama bencana kali ini. “Bali ini dalam 5-10 tahun, baru kali ini banjir besar yang seharusnya bulan ini juga memasuki bulan kemarau. Ini ada fenomena alam adanya gelombang badai Moresby dan Kevin yang melanda sehingga curah hujan 385 mm. Kalau BMKG bilang, curah hujan setiap hari selama sebulan jadi satu, sehingga Bali cukup masif,” jelasnya.
Suharyanto menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. “Ini menjadi catatan penting bagi kita bahwa perubahan iklim ini tak bisa diduga, padahal BMKG sudah tiap hari memberi informasi,” ucapnya.
Sementara itu, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi korban terakhir dari reruntuhan ruko di Jalan Sulawesi, Denpasar. “Malam hari ini pukul 21.33 Wita, jenazah Ibu Hajah Maimunah ditemukan,” kata Danrem 163/Wira Satya, Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadi Saputra.
Maimunah (75) ditemukan sekitar 50 meter dari reruntuhan bangunan. Dengan ditemukannya korban tersebut, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Bali kini mencapai 16 orang. Rinciannya, 10 jiwa di Denpasar, 2 di Jembrana, 3 di Gianyar, dan 1 di Badung.
BNPB memastikan data ini masih bersifat sementara dan tengah disinkronkan bersama Basarnas maupun BPBD. Pemerintah berharap proses perbaikan infrastruktur dan pemulihan pascabencana dapat segera dilakukan agar aktivitas warga kembali normal. (Man*/)