Kabarindo24jam.com | Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Letnan Jenderal TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan sejumlah hal strategis dibahas secara khusus saat rapat bersama Komisi I DPR. Salah satunya menyikapi kondisi geopolitik saat ini, terutama perang Israel – Iran yang melibatkan negara adi daya, Amerika Serikat.
Rapat digelar bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto hingga tiga matra TNI. Sjafrie mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI tengah meningkatkan kewaspadaan. “Jadi inti dan kesimpulan yang dibahas tadi adalah sektor pertahanan dalam hal ini meningkatkan kewaspadaan yang tinggi,” ungkap Sjafrie.
“Kewaspadaan tinggi yang dimaksud, yaitu terus melakukan pembangunan kekuatan TNI dengan menggunakan filosofi Trisula Nusantara, Trisula itu adalah matra darat, laut dan udara,” kata Sjafrie yang didampingi Panglima TNI Agus Subiyanto dan Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).
Sjafrie mengatakan penyediaan alutsista juga ditingkatan oleh pihaknya. Ia menyebut kebutuhan alutsista tiga matra TNI akan dipasok tanpa pembatasan. “Kemudian tentunya, kebutuhan-kebutuhan alutsista yang dibutuhkan oleh TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut serta TNI Angkatan Udara ini, ini dipasok tanpa pembatasan,” ujar Sjafrie.
“Kita sebagai negara yang menganut politik bebas aktif dan berada pada garis nonblok itu tidak mempunyai restriksi apa-apa terhadap pengadaan alutsista. Jadi kebutuhan pengguna dan pembina kekuatan ini kita fasilitasi untuk memperkuat kekuatan matra darat, laut, dan udara,” sambungnya.
Sementara itu, Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebut pihaknya juga terus berkoordinasi dengan satuan militer dari negara lain menyikapi kondisi geopolitik. Agus menyebut TNI juga menggelar latihan dengan berbagai negara.
“Kemudian di bidang latihan, TNI juga menggelar beberapa latihan dengan negara lain. Kemudian juga pertukaran pelajar. Kita ada 26 negara, jadi kita mengirim sekolah dari level kapten sampai Lemhanas ke beberapa negara. Dan demikian juga dari negara-negara ASEAN ataupun Asia Pasifik, mengirim ke Indonesia untuk mengikuti pendidikan yang sama,” paparnya menutup tanya-jawab. (Cky/*)