Kabarindo24jam.com | Pekalongan – Malam mencekam melanda warga Pedukuhan Kraton Lor Gang 10, Kota Pekalongan. Dua rumah hangus dilalap api dalam kebakaran hebat, Senin malam (7/7/2025). Tragisnya, seorang petugas pemadam kebakaran harus dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan akibat menghirup asap pekat saat berjibaku memadamkan api.
Kebakaran bermula sekitar pukul 19.30 WIB. Warga melaporkan kobaran api yang sudah membesar dari salah satu rumah kosong yang ditinggal pemiliknya. Diduga, kompor gas lupa dimatikan menjadi penyebab utama kebakaran.
“Sumber api dari kompor. Menurut tetangganya, pemilik rumah masak pakai kompor lalu ditinggal pergi,” ujar Kasie Pencegahan dan Informasi Damkarmat Kota Pekalongan, Valentino Eka.
Lokasi kebakaran yang berada di gang sempit menyulitkan akses mobil pemadam. Namun, dua armada Damkar tetap berhasil menjangkau titik api dan memadamkan kobaran dalam waktu 30 menit.
“Ada dua rumah yang terbakar. Untungnya kami bisa melokalisir api, jadi tidak merembet ke bangunan lain,” lanjut Valentino.
Di balik keberhasilan pemadaman, insiden menyedihkan terjadi. Seorang petugas bernama Mas Edison tiba-tiba pingsan di lokasi akibat menghirup asap tebal tanpa bantuan alat pernapasan khusus (SCBA). Ia langsung dilarikan ke IGD menggunakan ambulans.
“Petugas kami ada yang pingsan karena menghirup asap. Tidak pakai SCBA, karena memang kami hanya punya satu,” ungkap Valentino lirih.
Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA) adalah alat bantu napas penting bagi petugas pemadam, terutama dalam situasi udara beracun dan minim oksigen. Sayangnya, Damkar Kota Pekalongan hanya memiliki satu unit SCBA, padahal idealnya setiap regu piket dilengkapi minimal tiga unit.
Ironisnya, kejadian petugas terdampak bukan hanya kali ini. Di pemadaman kebakaran pagi harinya, petugas lain bernama Mas Hames juga alami sesak napas.
“Kita hanya punya satu SCBA. Idealnya regu piket punya tiga. Kondisi ini sangat berisiko untuk keselamatan petugas di lapangan,” pungkas Valentino.
Kebakaran ini tak hanya menghanguskan rumah warga, tapi juga menjadi alarm keras tentang minimnya fasilitas keselamatan kerja bagi para petugas pemadam kebakaran. Padahal, mereka adalah garda terdepan penyelamat nyawa dan aset warga.
“Kami berharap dukungan anggaran untuk sarana dan prasarana Damkar bisa ditingkatkan, demi melindungi mereka yang rela mempertaruhkan nyawa demi keselamatan orang lain” tutupnya.
(dul)