Kabarindo24jam.com | Bengkulu Utara – Di balik tenangnya lanskap pedesaan Bengkulu Utara, tersimpan kisah pilu yang mencabik nurani tentang KRM, anak perempuan yang menjadi korban persetubuhan oleh ayah angkatnya sendiri. Luka ini bukan hanya fisik, tetapi juga menghantam jiwa dan harapan masa depan seorang anak.
Kini hidup hanya berdua dengan sang nenek dalam kondisi serba terbatas, KRM harus menanggung beban trauma berat tanpa dukungan orang tua. Namun di tengah kegelapan itu, cahaya empati hadir. LBH Perempuan Bengkulu, melalui Ketua Yuniarti, SH, menjadi yang pertama hadir, menyapa langsung KRM dan neneknya dengan hati terbuka. Disusul Posbakum Aisyiyah Bengkulu Utara, yang kini mendampingi penuh proses hukum serta pemulihan psikososial korban.
“Korban anak tidak hanya butuh keadilan hukum, tetapi juga pemulihan utuh secara mental, sosial, dan ekonomi,” ujar Julisti Anwar, Ketua Posbakum Aisyiyah.
“KRM harus tetap punya harapan.”
Pendampingan dilakukan secara menyeluruh – hukum, psikologi, sosial, dan kebutuhan hidup korban. Karena pemulihan sejatinya tak cukup hanya di meja sidang.
Yayasan Peduli Kabarindo turut menyuarakan keprihatinan atas masih maraknya kekerasan seksual terhadap anak, mendorong pendekatan edukatif dan moral preventif di tengah masyarakat. Edukasi keluarga, sosialisasi desa, serta aturan tegas di sekolah dinilai menjadi kunci pencegahan jangka panjang.
“Ini bukan sekadar hukum, ini perjuangan nilai dan budaya,” tegas perwakilan yayasan.
“Anak-anak harus dibentengi, sebelum mereka jadi korban berikutnya.”
KRM kini menjadi simbol bagi anak-anak yang selama ini tak bersuara. Dukungan terus mengalir dari aktivis dan masyarakat, menolak diam terhadap kejahatan yang merenggut masa depan anak.
“Tidak ada kepercayaan yang lebih sakral daripada yang diberikan kepada anak-anak.”
— Kofi Annan
“Saat kamu membungkam seorang anak, kamu juga meredupkan masa depannya.”
— Malala Yousafzai
Empati telah bergerak. Kini, KRM tidak sendiri. Ia didampingi, dibela, dan diperjuangkan. Agar luka itu tak menjadi akhir, tapi awal dari harapan baru.(Wen*/)