Kabarindo24jam.com | Jakarta – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono menitipkan pesan khusus kepada Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Danseskoau) agar dapat mengembangkan pendidikan yang adaptif terhadap kemajuan teknologi militer dirgantara.
Pesan itu disampaikan KSAU Tonny dalam amanatnya saat memimpin upacara penyerahan jabatan Danseskoau kepada pejabat yang baru, yaitu Marsda TNI Jorry S. Koloav di Seskoau, Lembang, Bandung, Senin (11/8).
Marsekal Tonny menekankan, kompleksitas ancaman global seperti konflik terbuka di berbagai kawasan, hingga kemajuan teknolog disruptif seperti kecerdasan buatan, drone, hingga quantum sensing telah mengubah pola peperangan modern.
Keberhasilan operasi udara, lanjut Tonny, tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada sumber daya manusia yang adaptif, unggul, serta visioner. Untuk itu, sebagai lembaga pendidikan tertinggi TNI AU, Seskoau harus membekali para perwira dengan ilmu dan praktik yang relevan.
Marsekal TNI Tonny kemudian menyoroti bagaimana Seskoau berperan penting dalam membentuk perwira yang mahir dalam operasi udara, mampu berpikir strategis, memiliki integritas, serta mampu bersinergi lintas matra.
“Tumbuhkan budaya akademik yang inklusif, berbasis nilai kebangsaan, serta mendorong pemikiran strategis yang antisipatif,” tegas Tonny, dikutip dari siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau).
Dalam kesempatan itu, KSAU mengungkapkan kepada wartawan, bahwa TNI AU mengirim 16 personel, yang terdiri dari empat penerbang tempur dan 12 teknisi, untuk mengikuti program Pilot Training Batch 1 dan Organizational Level of Maintenance (OLM) Technical di Prancis.
Selama mengikuti pelatihan, para penerbang akan memperdalam teori sistem dan prosedur pengoperasian Rafale, dilanjutkan dengan pelatihan simulator dan bina terbang. Kemudian, mereka akan melanjutkan pelatihan di Pangkalan Udara Saint-Dizier sejak 20 Agustus hingga Desember 2025 untuk menguasai simulasi misi dan latihan terbang secara penuh.
Sementara itu, para teknisi mempelajari materi umum dan spesialisasi sesuai bidang masing-masing yaitu Vector, Avionic, dan Armament. Kemudian, mereka akan menjalani on the job training di skadron operasional Angkatan Udara Prancis.
Pengiriman personel ini menjadi wujud nyata atas komitmen dan kesiapan TNI AU menyongsong kehadiran pesawat tempur generasi 4,5 asal Prancis, Rafale. Rencananya, batch pertama Rafale akan tiba di Indonesia pada awal 2026.
KSAU Tonny Harjono menyampaikan bahwa salah satu lokasi penempatan pesawat tempur Rafale Adalah Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Kehadiran pesawat tempur Rafale menjadi bagian dari program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk meningkatkan daya tangkal serta kesiapan tempur TNI AU. (Adul/*)