Kabarindo24jam.com | Jakarta – Bulog menepis anggapan adanya beras rusak dalam penyaluran bantuan pangan maupun program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Pihak perusahaan menjamin beras yang diterima masyarakat tetap dalam kondisi baik dan layak konsumsi.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengakui bahwa stok di gudang tidak mungkin seratus persen bebas dari kerusakan. Namun ia menekankan, hanya beras dengan kualitas terbaik yang sampai ke tangan masyarakat.
“Nggak ada (beras rusak disalurkan). Yang namanya gudang, nggak mungkin ada yang 100 persen tidak rusak,” ujar Rizal di Jakarta, Minggu.
Untuk menjaga mutu, Bulog melakukan pemeliharaan stok secara berjenjang—mulai harian, mingguan, bulanan, hingga per semester. Proses rotasi juga dikendalikan dengan sistem first in, first out (Fifo) serta first expired, first out (Fefo), sehingga kualitas beras tetap terjaga.
Apabila ditemukan penurunan mutu, Bulog melakukan tindakan korektif seperti pemisahan, fumigasi ulang, hingga pengolahan menggunakan mesin pemilah modern. “Kita jamin beras-beras kita ini betul-betul sehat, bersih, tidak berkutu dan tidak berkuman,” tegas Rizal.
Terkait keluhan sebagian masyarakat soal beras SPHP maupun bantuan yang dinilai kering atau pera, Rizal menjelaskan hal itu bergantung pada bibit atau varietas padi sejak masa tanam.
Bulog pun mendapat kewenangan untuk melakukan pencampuran atau mixing guna menyesuaikan dengan selera pasar. “Karena kita kan harus mengikuti seleranya pasar. Pasarnya sukanya yang pulen, berarti kita harus campur dengan yang pulen. Pasar di Sumatera sukanya pera, oh berarti campur dengan banyakin yang peranya,” kata Rizal.
Dengan strategi pemeliharaan hingga penyesuaian varietas tersebut, Bulog optimistis mampu menjaga kepercayaan publik bahwa beras yang disalurkan selalu terjamin kualitasnya. (Dky*/)