Kabarindo24jam.com | Malang – Mata pelajaran (mapel) coding dan kecerdasan buatan (AI) yang selama ini hanya pilihan, akan segera menjadi wajib bagi siswa di Indonesia. Hal ini diungkap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, saat membuka Rapat Kerja Nasional Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) di Malang, Jumat (17/10) malam.
Abdul Mu’ti menekankan bahwa kebutuhan guru coding dan AI akan meningkat drastis, sehingga peran perguruan tinggi sebagai mitra pendidikan sangat dibutuhkan. “Kita membuka peluang PTMA untuk ikut penelitian kebijakan pendidikan, termasuk penguatan karakter dan kebiasaan belajar siswa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Kemendikdasmen memiliki beberapa program prioritas yang bisa dijalankan bersama PTMA. Salah satunya adalah revitalisasi sekolah, yang mencakup perbaikan sarana, manajemen, dan peningkatan kapasitas guru serta kepala sekolah agar pembelajaran bisa lebih mandiri dan efektif. Tahun ini, lebih dari 16.100 sekolah telah direvitalisasi dengan anggaran Rp16,9 triliun.
Selain itu, pemerintah fokus pada peningkatan kualitas guru melalui pendidikan profesi dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). “Kami ingin memastikan pengalaman mengajar diakui hingga 70 persen agar karir guru tidak terhambat,” jelas Mendikdasmen. Kemendikdasmen juga mendorong program deep learning untuk memperkuat pedagogik dan karakter siswa, dengan PTMA sebagai mitra penyelenggara.
Abdul Mu’ti menegaskan setiap kebijakan Kemendikdasmen lahir dari kajian akademik dan filosofi pendidikan yang mendalam. Ia menekankan pentingnya kemitraan strategis dengan PTMA untuk menciptakan pendidikan yang merata, inklusif, dan membentuk karakter siswa. “Pendidikan harus bisa mencerdaskan otak sekaligus menumbuhkan karakter bangsa,” pungkasnya. (Man*/)