Kabarindo24jam, Jakarta – Jakarta tak ingin kehilangan wajahnya sendiri di tengah gemerlap status kota global. Lewat sentuhan budaya Betawi di hotel-hotel mewah, ibu kota berusaha mengingatkan dunia: ini Jakarta, tanah Betawi.
Dalam sebuah langkah inovatif yang memadukan pariwisata mewah dengan pelestarian budaya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program “Balairung Sedaya”, sebuah inisiatif yang mendorong sepuluh hotel bintang lima untuk menghadirkan budaya Betawi secara nyata dan berkesan.
Gagasan ini bukan sekadar tempelan etnis dalam ruang modern. Lewat kerja sama resmi dengan hotel-hotel papan atas seperti Hotel Borobudur, Pullman, The Sultan Hotel & Residence, hingga Artotel Mangkuluhur, nuansa Betawi akan menyapa para tamu mulai dari lobi hingga meja makan. Dekorasi Kembang Kelapa, busana staf bercorak tradisional, hingga kuliner autentik seperti kerak telor dan soto tangkar jadi bagian dari pengalaman menginap.
“Jakarta bukan hanya kota besar—ini adalah rumah budaya Betawi. Identitas itu harus hadir dan dirasakan, bukan hanya dipajang,” ujar Pramono, pejabat Pemprov yang menghadiri penandatanganan program di Hotel Borobudur, Rabu lalu.
Menariknya, Hotel Borobudur bahkan akan menyajikan kuliner Betawi selama dua bulan penuh, sementara elemen budaya lainnya tetap hadir sepanjang waktu. Langkah ini menunjukkan komitmen agar warisan lokal tidak lenyap di tengah modernisasi kota yang terus melaju cepat.
Program ini dirancang untuk berlangsung selama lima tahun, dengan harapan menjadi model bagi perpaduan antara kemajuan industri perhotelan dan pelestarian budaya lokal. Pemerintah menargetkan sinergi ini bisa memperkuat daya tarik Jakarta, baik untuk wisatawan domestik maupun internasional.
Melalui Balairung Sedaya, Jakarta menyampaikan pesan penting: di balik gedung pencakar langit dan hiruk pikuk kota, ada semangat Betawi yang hidup dan menyambut siapa pun yang datang.
Di masa depan, ketika wisatawan melangkah ke hotel-hotel mewah di ibu kota, mereka tak hanya mendapat layanan kelas dunia—tetapi juga pelukan hangat dari budaya asli Jakarta.