Sabtu, 15 November 2025

Ada Sepuluh Hal Tuberkulosis Indonesia di WHO Report 2025

Kabarindo24jam.com | Jakarta – Beberapa hari yang lalu WHO menerbitkan laporan terbaru tuberkulosis (TB) dunia, “WHO Global TB Report 2025”, dimana di dalamnya setidaknya ada sepuluh hal tentang negara kita Indonesia.

Pertama, Indonesia tetap menduduki ranking penyumbang kasus TB terbanyak ke dua dunia. Yang jadi amat menarik dan harus dipelajari adalah peringkat Tiongkok, tadinya nomor dua di dunia, lalu sejak beberapa tahun jadi nomor tiga dan jumlah kasusnya di bawah Indonesia, dan kini hebatnya malah jadi peringkat ke empat di bawah Indonesia dan Filipina.

Ke dua, kita disebut sebagai negara kontributor tertinggi dalam peningkatan kasus TB antara 2020 dan 2023, yang disusul oleh Filipina dan Myanmar. Lalu ketiga, disebutkan juga bahwa ada 37 negara di dunia yang angka insiden (kasus baru) TB nya lebih tinggi 5% dibandingkan tahun 2015, dimana tiga negara diantaranya ada di Asia yaitu Indonesia, Myanmar dan Filipina.

Ke empat, Indonesia menduduki urutan pertama laporan yang ada kesenjangan (“gap”) tertinggi dalam bentuk persentase antara perkiraan jumlah kasus baru dengan pasien yang benar-benar didiagnosis, yaitu Indonesia (10%), India (8.8%), Filipina (7.5%), Pakistan (7.2%) dan Tiongkok (6.9%). Hal ke lima, ternyata Indonesia kita menduduki peringkat pertama negara di dunia yang menunjukkan jumlah kesenjangan (“gap”) antara estimasi jumlah kasus baru dengan kasus yang ternotifikasi, jadi ini tentang jumlah kasus sebenarnya, bukan persentase . Ke enam, negara kita Indonesias adalah salah satu dari lima negara yang jadi penyumbang 60% kesenjangan (“gap) antara perkiraan jumlah kasus TB resisten (MDR/ RR-TB) dengan jumlah kasus yang mendapat pengobatan di tahun 2024.

Hal ke tujuh, 24 dari 30 negara dengan beban TB terbesar di dunia berhasil mencapai cakupan sedikitnya 80%, kita Indonesia salah satu diantaranya, bersama dengan Angola, Azerbaijan, Bangladesh, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Myanmar, Nigeria, PNG dll. Hal ke delapan adalah kita tercatat sebagai negara berpenghasilan rendah menengah (“lower-middle-income countries”) yang tercatat menunjukkan peningkatan biaya kesehatan, data lengkapnya adalah Bangladesh, India, Indonesia, Kenya, Lesotho, Mongolia, Myanmar, Filipina dan Vietnam.

Ke sembilan, Indonesia masih tetap termasuk negara yang tergolong beban tinggi untuk TB secara keseluruhan, TB – HIV dan TB resisten MDR/RR, ke tiganya sekaligus. Hal kesepuluh, “WHO Global TB Report 2025” membuat enam kategori negara-negara dalam tingkat endemisitasnya, kategori 1 tingkat paling tinggi endemik berat sampai kategori 6 yang paling rendah. Nah, Indonesia masuk dalam kategori 2 yaitu endemik tinggi (“highly endemic”) yang dari WHO. “Western Pacific Region (WPRO)” adalah Indonesia, Marshall Islands dan Mongolia.

Kita tahu bahwa pengendalian tuberkulosis merupakan salah satu prioritas dalam Asta Cita. Sepuluh hal tentang Indonesia di “WHO Global TB Report 2025” patut jadi bahan amat penting untuk kesuksesan pelaksanaan program pengendalian tuberkulosis di Asta Cita kita.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffith University Australia
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes
Penerima Rekor MURI April 2024, Penerima Penghargaan Paramakarya Paramahusada 2024 – PERSI dan Penerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025.

(Ls/*)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini