Sabtu, 10 Mei 2025

Air Mata Haru di Balik Keberangkatan Haji Nenek Wasi

Kabarindo24jam | Arga Makmur, Bengkulu Utara – Suasana haru dan penuh khidmat menyelimuti Balai Daerah Pemda Bengkulu Utara saat Bupati Arie Septian Adinata secara resmi melepas keberangkatan 200 calon jemaah haji asal wilayahnya, Jumat (10/5). Namun di antara ratusan jemaah, satu sosok mencuri perhatian dan menyentuh hati banyak orang: Nenek Wasi, seorang wanita tangguh dengan semangat luar biasa menunaikan ibadah haji.

Nenek Wasi bukanlah tokoh ternama, namun perjuangannya menjadi inspirasi. Selama bertahun-tahun, ia merawat ibundanya yang sudah lanjut usia dengan sepenuh hati. Untuk menghidupi kehidupan sehari-hari dan mengumpulkan biaya haji, ia menjalankan usaha kecil-kecilan menjual manisan di rumahnya — warung sederhana yang jadi saksi bisu ketekunan dan ketabahannya.

Lewat jerih payah dan kesabaran, setiap rupiah dari hasil penjualan manisan ia kumpulkan perlahan, tanpa mengeluh. Tujuannya satu: mewujudkan impian besar menjejakkan kaki di Tanah Suci Mekkah, rukun Islam kelima yang ia idamkan sejak lama.

Pada acara pelepasan, Nenek Wasi didampingi oleh tiga orang anaknya. Salah satu di antaranya adalah Julisti Anwar, advokat sekaligus aktivis perempuan yang cukup dikenal di Bengkulu Utara. Julisti tak kuasa menahan air mata saat melihat ibundanya bersiap menjalani ibadah haji.

Baca Juga :  Sempat Geger Dikira Ledakan Bom di Mall Depok, Ternyata Bunyi Lift Barang Jatuh

“Selama proses persiapan ini, saya dan saudara-saudara dengan senang hati melayani semua keperluan ibu. Nenek Wasi, atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai ‘Nenek Nanas’, adalah sosok penuh cinta dan bakti kepada ibunya. Ia memang layak mendapatkan kemuliaan ini. Ini bukan sekadar perjalanan spiritual, ini adalah bentuk nyata dari kekuatan doa dan ketulusan hati,” ujar Julisti dengan suara bergetar saat diwawancarai oleh Kabarindo24jam.com

Bupati Arie Septian Adinata sendiri tampak memberi perhatian khusus pada kisah Nenek Wasi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa semangat dan perjuangan seperti yang ditunjukkan Nenek Wasi adalah nilai luhur yang harus terus dihidupkan di tengah masyarakat.

“Kita semua belajar dari beliau. Bahwa dalam keterbatasan pun, keteguhan hati dan keikhlasan bisa menjadi kunci menuju keberhasilan dan keberkahan,” ujar Bupati.

Kisah Nenek Wasi bukan sekadar catatan perjalanan seorang calon haji, tapi juga simbol keimanan, bakti anak kepada orang tua, dan kekuatan cita-cita yang tak lekang oleh usia. Dengan senyum tulus dan langkah pasti, Nenek Wasi berangkat menuju Baitullah, membawa doa, cinta, dan harapan seluruh keluarga serta masyarakat yang terinspirasi olehnya.(wen)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini