Kabarindo24jam.com | Jakarta – Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengancam akan menerapkan tarif sebesar 50% pada barang-barang impor dari Uni Eropa karena kurangnya kemajuan dalam negosiasi perdagangan.
Menurut Trump, Uni Eropa memiliki berbagai hambatan perdagangan yang kuat, pajak VAT, penalti perusahaan yang tidak masuk akal, dan tuntutan hukum yang tidak adil terhadap perusahaan-perusahaan Amerika. Defisit perdagangan AS dengan Uni Eropa mencapai lebih dari $250 miliar per tahun, yang dianggap tidak dapat diterima oleh Trump.
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, menyatakan bahwa Uni Eropa telah menawarkan proposal “nol untuk nol” dan bekerja menuju solusi yang saling menguntungkan. Namun, jika negosiasi gagal, Uni Eropa juga akan mengambil tindakan.
Perdagangan Uni Eropa bertujuan untuk memfasilitasi perdagangan internasional dengan negara lain melalui penandatanganan perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral.
Perbedaan kepentingan ekonomi antara AS dan Uni Eropa dapat memicu ketegangan perdagangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Eropa telah menghadapi gugatan terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
