JAKARTA – Setelah menguak sejumlah kasus korupsi skala besar yang melibatkan orang-orang penting, beberapa pekan terakhir ini Kejaksaan Agung (Kejagung) terus-menerus diserang tudingan dan bahkan fitnah untuk menjungkirkan Sanitiar Burhanudin dari jabatan Jaksa Agung.
Setelah soal tuduhan ada main dalam kasus Jaksa Pinangki dan masalah ijazahnya, kali ini ada pihak yang hendak memecah belah soliditas para Jaksa dengan isu yang mengadu domba Jaksa Agung ST Burhanuddin dengan Wakil Jaksa Agung, Setia Untung Arimauladi.
Dugaan upaya adu domba itu muncul setelah beredarnya pesan elektronik lewat aplikasi Whatsapp yang berisi seruan agar Jaksa Agung dicopot, Senin (25/10/2021). Pesan dari DPP Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (DPP Pekat IB) juga berisi dukungan terhadap Setia Untung untuk jadi jaksa agung yang baru.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Leonard Eben Ezer Simanjuntak menyampaikan bantahan dari Wakil Jaksa Agung. Dikatakannya, Wakil Jaksa Agung tidak pernah melakukan konspirasi ataupun menyetujui isi pesan WhatsApp dimaksud.
“Dimana isi pesan yang mengatasnamakan DPP Pekat IB untuk mengajak atau mendukung konspirasi mencopot Jaksa Agung RI atau mendukung Wakil Jaksa Agung RI untuk menjadi Jaksa Agung RI,” jelas Leonard dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (26/10/2021).
Leonard pun menegaskan bahwa Setia Untung berkomitmen penuh membantu Jaksa Agung dalam setiap program kerja dan kebijakan. Selain itu, lanjut Leonard, Setia Untung selaku ketua Persatuan Jaksa Indonessia (PJI) memastikan bahwa seluruh jajaran pengurus mendukung penuh kepemimpinan ST Burhanuddin.
“Bapak Wakil Jaksa Agung meminta kepada DPP Pekat IB dan kepada siapapun untuk tidak menggunakan nama Bapak Setia Untung Arimuladi, guna kepentingan pribadi ataupun kelompok tertentu dalam upaya yang dapat merusak citra kewibawaan Bapak Jaksa Agung maupun institusi Kejaksaan,” ujar dia.
Masih menurut Leonard, Wakil Jaksa Agung menegaskan bahwa sampai saat ini, seluruh elemen kejaksaan di pusat dan daerah tetap solid bersama Jaksa Agung ST Burhanudin dalam membangun Kejaksaan Republik Indonesia menjadi lebih baik dan dipercaya masyarakat
“Oleh karena itu, kami harapkan tidak ada pihak lain yang menggunakan nama pimpinan Kejaksaan Agung untuk kepentingan tertentu yang akan membuat polemik di masyarakat dan menimbulkan kegaduhan di ruang publik,” pungkas dia. (***/CP)