Sabtu, 1 November 2025

Hukum dalam Pilih -Pilih Jemaah dan Murid

Kabarindo24jam.com | Bengkulu — Dalam pesan kultumnya kali ini, Kabiro Kabarindo24jam.com Bengkulu, Wendi HS, menyampaikan peringatan penting bagi para ustadz, kiai, dan ulama agar tidak bersikap pilih-pilih dalam berdakwah dan membimbing jamaah.

Menurutnya, fenomena sebagian tokoh agama yang lebih senang mendekati jamaah dari kalangan kaya atau pejabat, sementara mengabaikan jamaah kecil dan miskin, adalah hal yang sangat disayangkan.
“Dakwah itu milik semua golongan, bukan hanya untuk mereka yang berharta. Ilmu Allah tidak boleh dibeda-bedakan berdasarkan isi dompet jamaah,” ujarnya dalam tausiyahnya, Jumat (31/10/2025).

📖 Allah Menegur Nabi dalam Surah ‘Abasa

Kabiro Kabarindo Bengkulu mengutip firman Allah dalam Surah ‘Abasa (80): 1–4, sebagai dasar larangan bersikap pilih kasih dalam menyampaikan ilmu:

> “‘Abasa wa tawallā, an jā’ahul a‘mā.
Wa mā yudrīka la‘allahu yazzakkā,
aw yazzakkaru fatanfa‘ahudz-dzikrā.”

> “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang kepadanya seorang buta. Tahukah kamu, barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat baginya.”
(QS. ‘Abasa: 1–4)

Wendi menjelaskan, ayat tersebut turun ketika Nabi Muhammad ﷺ sempat memalingkan wajah dari sahabat buta Abdullah bin Ummi Maktum, karena beliau sedang berdakwah kepada para pembesar Quraisy.
“Namun Allah langsung menegur Rasul-Nya. Itu artinya, siapa pun yang memandang sebelah mata orang miskin dalam urusan dakwah, telah melakukan kesalahan besar di sisi Allah,” jelasnya.

🕋 Hadis dan Peringatan Rasulullah ﷺ

Lebih lanjut, Kabiro Kabarindo juga menegaskan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak diukur dari kekayaan atau jabatan, tetapi dari ketakwaannya.

> “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim)

Bahkan dalam hadis lain disebutkan,

> “Orang miskin dari umatku akan masuk surga 500 tahun lebih dahulu sebelum orang kaya.”
(HR. Tirmidzi)

“Hadis ini mengingatkan kita bahwa ukuran mulia di sisi Allah bukanlah harta, tetapi hati yang ikhlas dan amal yang tulus,” tambahnya.

🌺 Kisah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

Dalam kultumnya, Wendi HS juga mengangkat kisah inspiratif dari Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, seorang wali besar yang sangat dihormati di dunia Islam.

Suatu hari datang dua murid kepada Syaikh — yang satu miskin dan berpakaian lusuh, sementara yang lain berpakaian indah dan tampak kaya.
Namun, Syaikh menyambut keduanya dengan penghormatan yang sama.

Ketika salah satu murid bertanya mengapa beliau tidak lebih memuliakan murid yang kaya, Syaikh menjawab:

> “Andai aku memuliakan seseorang karena hartanya, berarti aku telah menghina ilmu Allah. Aku tidak ingin menjadi ulama yang menjual agama demi dunia.”

Wendi menegaskan bahwa pesan moral dari kisah ini sangat jelas:

> “Kemuliaan seseorang bukan pada bajunya, tetapi pada hatinya. Orang miskin yang ikhlas lebih mulia di sisi Allah daripada orang kaya yang sombong.”


Pesan Penutup Kabiro Kabarindo

Menutup kultumnya, Wendi HS berpesan agar para da’i, ustadz, dan guru agama tetap ikhlas dalam berdakwah tanpa memandang status sosial jamaah.

“Ilmu dan dakwah itu cahaya dari Allah. Jangan padamkan cahayanya hanya karena kita lebih silau oleh gemerlap dunia,” ucapnya.

Ia juga mengutip firman Allah dalam QS. Al-Hujurat: 13:

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.” (Wen*/)

redaksi
redaksihttps://kabarindo24jam.com
Redaksi media Kabarindo24jam.com

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini