BANDUNG — Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) mencatat sampai Desember 2020, ada sebanyak 187 posisi kepala sekolah (Kepsek) yang mengalami kekosongan akibat pejabat lama meninggal dunia, purna tugas dan tersandung masalah hukun.
“Sampai Desember 2020, ada 187 kepala sekolah kosong. Termasuk SLB, SMA dan SMK. Dan kini kita sedang memproses pengisian jabatan tersebut,” jelas Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi saat menghadiri satu acara di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (12/1/2021).
Untuk mengisi kekosongan tersebut, Disdik Jabar diketahui sudah melakukan seleksi sejumlah guru untuk diangkat menjadi kepala sekolah. Seleksi dimulai sejak akhir tahun 2020, yang dimulai dengan tahapan administrasi.
Dari 1.164 calon kepala sekolah yang mendaftar secara daring, terseleksi sebanyak 1.098 orang. Jumlah tersebut menyusut lagi menjadi 417, setelah melalui tahapan tes administrasi, logic model, critical incident dan assesment.
Kemudian dari 417 calon kepala sekolah itu terpilihlah 280 orang berdasarkan ranking teratas untuk mengikuti tahapan substansi yang dimulai pada Jumat 12 Februari.
Tahapan substansi, papar Dedi, akan dibagi ke dalam empat gelombang untuk meminimalkan potensi penularan Covid-19. Di samping pula, Disdik Jabar menggelar tes Covid-19 bagi para peserta seleksi.
Dari 280 peserta yang mengikuti tahapan substansi, selanjutnya akan terpilih kepala sekolah buat 187 SMA, SMK dan SLB yang kosong. Namun, mereka yang lolos harus mengikuti pendidikan dan latihan lagi selama tiga bulan.
“Mereka akan mendapatkan nomor induk kepala sekolah, itulah yang menjadi syarat yang diperbolehkan menjadi kepala sekolah. Setelah itu, tinggal pelantikan,” jelas Dedi.
Dalam pelaksanaan seleksi ini, tegas Dedi, pihaknya selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Termasuk dalam tahapan pelaksanaan substansi, di mana semua peserta dilakukan rapid test antigen terlebih dulu. (Theo/CP)