Kabarindo24jam.com | Lhokseumawe – Di tengah harga beras di Aceh yang terus merangkak naik, Perum Bulog Kantor Wilayah Aceh justru mengirimkan 4.000 ton beras ke Sumatera Utara. Keputusan ini memicu pertanyaan tajam tentang prioritas distribusi dan keberpihakan terhadap kebutuhan pangan lokal.
Data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 6 Agustus 2025 mencatat harga beras premium di Aceh sudah menyentuh Rp16.490 per kilogram, sementara beras medium berada di Rp15.499 per kilogram. Angka tersebut melampaui HET zona II yang ditetapkan sekitar Rp13.100 per kilogram. Sebulan sebelumnya, harga beras premium masih Rp15.570 dan medium Rp14.326 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi secara nasional. Per 11 Agustus 2025, harga rata-rata beras premium di Indonesia mencapai Rp16.054 per kilogram atau 7,7 persen di atas HET nasional Rp14.900. Untuk beras medium, harganya Rp14.087 per kilogram atau 12,7 persen di atas HET Rp12.500.
Mahasiswa Universitas Malikussaleh, Diki Anaya, mempertanyakan dasar kebijakan pengiriman stok ke provinsi lain saat harga di Aceh sedang tertekan.
“Publik berhak tahu apakah pengiriman ini sesuai asas prioritas daerah. Jika audit membuktikan kebijakan ini memicu kelangkaan atau kenaikan harga, pejabat terkait di Kanwil Bulog Aceh layak dicopot,” kata Diki dalam rilis pers, Selasa (12/8/2025).
Ia menegaskan, Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2016 telah memberikan mandat strategis kepada Bulog untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di wilayah masing-masing. Distribusi lintas provinsi, menurutnya, hanya boleh dilakukan jika stok daerah asal tetap aman.
Diki juga menyoroti lemahnya pengawasan dari Pemerintah Aceh. “Kedaulatan pangan adalah soal keberpihakan. Saat rakyat Aceh harus membeli beras dengan harga tinggi, setiap butir beras yang keluar dari provinsi ini harus bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Keputusan distribusi ini menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat. Warga menunggu jawaban resmi dari Bulog Aceh terkait alasan dan mekanisme pengiriman beras ke Sumatera Utara di tengah lonjakan harga yang membebani rumah tangga di Aceh.
