Kabarindo24jam.com | Jakarta – Di tengah dorongan masif menuju digitalisasi transaksi, ada ancaman mengintai dari balik kemudahan pembayaran,QRIS palsu. Modus penipuan ini makin canggih dan tak pandang bulu. Cukup dengan satu kali scan, saldo rekening bisa terkuras habis tanpa korban menyadarinya.
Penipuan berkedok QR ini menyasar para pengguna dompet digital yang lengah. Modusnya licik,pelaku mengganti kode QR resmi milik pedagang dengan kode QR palsu yang meniru identitas toko, nama barang, dan nominal transaksi. Tanpa sadar, uang pun melayang dan berpindah ke rekening penipu.
Masalah ini bukan isapan jempol semata. Bank Indonesia (BI) bahkan sudah memberi peringatan tegas soal bahaya QRIS palsu ini. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyebut bahwa QRIS sebenarnya dirancang dengan standar keamanan nasional dan praktik global terbaik.
Namun, ia menekankan, “QRIS itu keamanannya tanggung jawab bersama. BI, ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia), dan pelaku industri PJP (Penyelenggara Jasa Pembayaran) rutin melakukan edukasi dan pengawasan.”
BI tak segan menyebut bahwa tanggung jawab bukan hanya di regulator atau penyedia sistem. Para pedagang pun harus aktif menjaga keamanan QRIS milik mereka.
“Pedagang harus memastikan gambar QRIS yang ditempel di tempat usaha diawasi langsung. Jangan asal cetak dan pasang, lalu ditinggal,” tegas Filianingsih.
Lebih dari itu, pedagang juga wajib mengawasi jalannya transaksi—baik yang menggunakan scan manual maupun melalui mesin EDC. Setelah pembayaran dilakukan, pedagang harus memverifikasi notifikasi pembayaran, bukan sekadar percaya pada pembeli.
Pembeli Jangan Asal Scan
Tak kalah penting, pembeli harus belajar jadi konsumen cerdas. Jangan sembarang arahkan kamera ke kode QR.
“Cek dulu namanya. Jangan sampai yang muncul di layar malah yayasan atau entitas asing, padahal Anda belanja di toko onderdil,” tegas Filianingsih.
Langkah-langkah sederhana seperti mencocokkan nama merchant, mengecek notifikasi pembayaran, dan waspada terhadap QR mencurigakan bisa menyelamatkan saldo dari pencurian digital.
QRIS memang menawarkan kemudahan. Tapi di balik kepraktisan itu, ada lubang besar yang bisa menjebak siapa saja yang lalai. Sistemnya aman, tapi manusia di balik sistem bisa jadi celah terbesar.
Bank Indonesia dan ASPI mengklaim terus memperketat pengawasan terhadap PJP QRIS. Namun selama pengguna, pedagang, dan regulator tak seiring sejalan menjaga keamanan, maka satu scan bisa jadi awal mimpi buruk finansiak digital anda.