Site icon Media Kabar Indonesia 24 Jam

Hendropriyono Merasa Terhina atas Pemberitaan Dirinya Melobi Presiden untuk Menantunya

JAKARTA — Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI Prof Dr Abdullah Mahmud Hendropriyono atau sering disebut A.M. Hendropriyono merasa geram dan terhina atas pemberitaan di salah satu media nasional yang menyebutkan dirinya melobi Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menantunya, Jendral Andika Perkasa, menjadi Panglima TNI.

Hendropriyono jelas murka lantaran dirinya merasa tak pernah melakukan seperti yang ditudingkan bahwa dirinya sudah melobi Presiden Joko Widodo agar menantunya Jenderal Andika Perkasa bisa menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan habis masa bhaktinya.

“Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara tentang hal yang demikian itu. Saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah,” tegas Hendropriyono dalam keterangan persnya, Senin (14/06/2021).

“Tempo mengambil sumber katanya dari 3 orang purnawirawan. Kredibilitasnya mereka apa? Kenapa tidak cross check kepada Pak Jokowi atau pihak Istana yang jelas kredibel, menyangkut pertemuan saya tersebut? Tidak perlu harus ngarang berita dan ngarang-ngarang sumber, jika pers tersebut memang terpandang dan profesional,” tambahnya.

Hendro menegaskan, kalau mau mencuri perhatian publik untuk meningkatkan rate, jangan menyalahgunakan hak kebebasan pers. “Melepas hoax seperti itu merupakan bentuk manipulasi terhadap hak-hak pers, untuk membunuh karakter seseorang atau membuat orang jadi mati perdata,” sambung Hendro.

Mantan Panglima Kodam Jaya itu menyatakan alasannya tidak menggunakan hak jawab ke sumber berita tersebut. Menurutnya percuma saja karena akan ditenggelamkan oleh hingar bingar suara hoax yang terlebih dahulu sudah menyebar di publik.

“Melayani dengan berpolemik di manapun, punya implikasi menaikkan rate majalah atau portal medianya, yang berarti membantu Tempo mencapai tujuan tertentunya,” ujar eks Komandan Jendral Kopassus itu.

“Media yang terpandang selalu memverifikasi kepada Dewan Pers, sehingga tidak liar dan jadi kontra produktif, karena berita-berita seperti ini merusak nama baik Tempo sendiri,” pungkasnya. (***/Husni)

Exit mobile version