Kabarindo24jam.com, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan. Data terbaru dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa hingga kuartal I-2025, total ULN Indonesia mencapai US\$ 430,4 miliar atau sekitar Rp 7.100 triliun. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan utang pemerintah yang tercatat mencapai US\$ 206,9 miliar atau sekitar Rp 3.413 triliun, naik 7,6 persen dibandingkan tahun lalu.
Yang menarik, sebagian besar utang luar negeri Indonesia berasal dari sektor publik, dengan sebagian besar dana digunakan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui penerbitan surat utang negara. Dalam konteks ini, Singapura tetap menjadi negara yang paling sering memberikan pinjaman kepada Indonesia. Hingga Maret 2025, utang Indonesia kepada Singapura tercatat sebesar US\$ 56,22 miliar, mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US\$ 55,45 miliar.
Singapura, dengan posisi strategisnya sebagai pusat keuangan global, terus mendominasi sebagai kreditur utama Indonesia. Peningkatan utang kepada Singapura ini memunculkan pertanyaan: seberapa besar ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar negeri, terutama dari negara tetangga ini? Kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia yang positif tentu menjadi faktor pendorong utama, namun tantangan besar tetap ada dalam mengelola utang dengan hati-hati dan menjaga stabilitas fiskal.
Sebagian besar dana utang Indonesia dialokasikan untuk sektor-sektor strategis, termasuk kesehatan, pendidikan, serta infrastruktur. Hal ini menunjukkan bahwa utang luar negeri Indonesia digunakan untuk pembangunan jangka panjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, meskipun pengelolaan utang Indonesia tetap terkendali, peningkatan utang yang terus berlanjut patut menjadi perhatian dalam perencanaan ekonomi ke depan.
