Kabarindo24jam.com | Makassar – Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI Hor (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengutarakan pandangannya bahwa idealnya ada pemberian kewenangan lebih besar kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjaga serta mengawal pengelolaan kekayaan alam Indonesia, termasuk tambang, hutan lindung, dan perkebunan sawit.
Hal tersebut disampaikan Sjafrie dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Selasa (9/12/2025). Menurut Sjafrie, lemahnya kontrol negara terhadap kawasan strategis membuat pengelolaan ilegal terus berlangsung. Ia menilai bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi bukti bahwa hutan lindung tidak terjaga sebagaimana mestinya.
“Sekian banyak tambang kita, sawit kita itu dikelola secara ilegal. Mahasiswa harus ingat bahwa hutan lindung di Indonesia itu harus dijaga,” ujar mantan Panglima Kodam Jaya di awal bergulirnya reformasi itu dalam pemaparannya yang dikutip pada Rabu (10/12/2025).
Sjafrie menegaskan bahwa lemahnya pengawasan kawasan tambang dan hutan tidak dapat dibiarkan karena berdampak langsung pada keselamatan masyarakat. Ia menyebut bencana di Sumatera yang menelan ratusan korban jiwa sebagai peringatan bahwa negara kehilangan kendali atas aset ekologis penting.
Menurut Sjafrie, negara dengan kekayaan alam sebesar Indonesia wajib memiliki militer yang kuat demi menjaga aset strategis. Tanpa peran langsung TNI, ia khawatir kekayaan alam akan terus dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab.
“Negara kaya harus punya tentara yang kuat. Kalau tentara tidak kuat, itu sama dengan rumah tidak ada yang jaga, orang keluar masuk bawa harta karun dari dalam rumah,” tutur salah satu tokoh yang dikenal memiliki hubungan khusus dan sangat dekat dengan Presiden Prabowo Subianto ini.
Ia pun menegaskan bahwa kerusakan lingkungan hingga memicu longsor dan banjir bukan sekadar fenomena alam, melainkan akibat lemahnya sistem pertahanan dalam mengamankan kawasan sensitif. “Terjadilah longsor, banjir, dan memakan 961 jiwa bangsa Indonesia. Ini adalah kesalahan siapa? Kesalahan kita. Kita tidak jaga sistem kita,” katanya.
Karena itu, Sjafrie menekankan, bahwa pertahanan negara masa kini tidak hanya berfokus pada perang, tetapi juga mencakup perlindungan sumber daya alam yang menjadi fondasi ekonomi nasional.
Menjaga tambang, hutan lindung, dan perkebunan dinilainya merupakan bagian strategis dari tugas pertahanan. “Tugas pemerintah di bidang pertahanan harus mengutamakan menjaga perekonomian negara. Kita harus ingat, tanpa kekayaan alam rakyat tidak bisa menikmati kemerdekaan,” tandasnya. (Cky/*)

