JAKARTA — Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) masa bakti 2021-2023 dikukuhkan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu malam (25/4/2021). Pengukuhan dipimpin langsung oleh Ketua Umum (Ketum) PB HMI terpilih, Raihan Ariatama.
Dalam prosesi pengukuhan itu, Raihan menjelaskan bahwa ada tiga program utama HMI di bawah kepemimpinannya, yang akan mengubah wajah organisasi kemahasiswaan ini untuk menjadi lebih baik lagi. Program-program itu di antaranya, HMI Digital, HMI Incubator Entrepreneurship dan meneguhkan komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
Tujuannya adalah untuk mewarnai dan menjadikan kader HMI sebagai aktor revolusi industri 4.0. “HMI Digital itu untuk mengefisienkan dan mengefektifkan kerja-kerja organisasi. Dan digitalisasi adalah sebuah kebutuhan yang tak bisa ditawar lagi,” ujar Raihan dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke media massa, Senin (26/4/2021).
“PB HMI akan melakukan reformasi birokrasi berbasis digital, tata kelola organisasi akan dibuat lebih efisien dan efektif. Hal ini dapat terjadi berkat kecanggihan teknologi informasi beserta semangat kebersamaan kader-kader HMI untuk memajukan organisasi,” lanjutnya.
Untuk itu, Raihan bersama pengurus barunya akan menyusun manajemen pelatihan virtual, mengingat pelatihan model ini menjadi tahap awal perancangan sistem kaderisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Kemudian, Raihan menyebut program HMI Incubator Entrepreneurship akan menjadikan kader-kader HMI sebagai penggerak ekonomi bangsa, hingga tidak hanya berorientasi sebagai komunitas intelektual tetapi bagaimana menghadirkan keadilan ekonomi bagi bangsa Indonesia. “HMI berorientasi pada semangat sosial dan pemerataan ekonomi,” paparnya.
Dijelaskan Raihan, dengan sumber daya kader dan jejaring yang tersebar di seluruh Indonesia, HMI akan menjadi gerakan ekonomi besar yang mampu menjadi katalisator wirausahawan muda di Indonesia.
Langkan ini, menurutnya, bagian dari kewajiban HMI dalam membangun incubator entrepreneurship yang menjadi wadah para wirausahawan muda dididik dan digembleng. Di dalamnya nanti ada workshop wirausaha, pendampingan wirausaha (coaching), dan bantuan akses pada permodalan yang diselenggarakan secara terencana dan berkelanjutan.
Sementara untuk program meneguhkan komitmen ke-Isalaman dan ke-Indonesiaan, lanjut Raihan, menjadi hal utama dalam organisasi. Sehingga program ini tidak akan henti-hentinya untuk diperkuat. “Apalagi akhir-akhir ini ruang publik kita dipenuhi dengan berbagai upaya untuk membenturkan kembali antara Islam dan negara,” ujarnya.
Maka dari itu, dalam meneguhkan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, HMI bakal mengedepankan cara-cara yang berintelektual dan beradab, serta disesuaikan dengan cara-cara kekinian.
Sebab sebagai generasi terdidik dan intelektual, Raihan menilai kader HMI memiliki tanggung jawab moral yang tidak hanya menjadi intelektual menara gading (ivory tower intellectuals), tetapi menjadi intelektual progresif yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dengan melakukan kerja-kerja advokasi demi terpenuhinya rasa keadilan rakyat.
“Tanggung jawab kebangsaan ini menjadi ruh perjuangan dan pergerakan mahasiswa. Tanggung jawab kebangsaan sekaligus tanggung jawab keumatan ini mengalir dalam setiap derap-langkah perjuangan dan pergerakan HMI,” pungkasnya.
Diketahui, Raihan terpilih dan dilantik sebagai Ketum PB HMI ke-35 masa bakti 2021-2023. Pelantikan pengurus PB HMI dengan tema ‘Meneguhkan Keislaman an Keininesiaan Dalam Bingkai Intelektualisme’ ini juga diisi dengan dialog nasional dan pelantikan Umiroh Fauziah sebagai Ketua Umum Kohati PB HMI periode 2021-2023. (***/Husni)