Kabarindo24jam.com | Tokyo – Musim panas di Jepang tak menyurutkan semangat ratusan perwakilan komunitas WNI untuk berkumpul di Gedung KBRI Tokyo. Dalam Dialog Tengah Tahun (DTT) yang digelar Jumat (4/7/2025), suasana hangat terasa kental saat 119 komunitas lintas profesi dan minat berdialog langsung dengan jajaran KBRI, Kepolisian Jepang, hingga Kementerian Luar Negeri Jepang untuk mempererat kerja sama sekaligus membahas isu-isu aktual yang dihadapi masyarakat Indonesia di Negeri Sakura.
KBRI Tokyo kembali menggelar Dialog Tengah Tahun (DTT), yang tahun ini melibatkan sebanyak 119 komunitas WNI dari berbagai latar belakang. Acara berlangsung di Gedung KBRI Tokyo, Jumat (4/7/2025), dan menjadi forum rutin yang digelar untuk memperkuat komunikasi serta kolaborasi antara perwakilan pemerintah Indonesia dengan komunitas warga di Jepang.
Komunitas yang hadir berasal dari berbagai spektrum, mulai dari kelompok agama, profesi, akademisi, mahasiswa, pecinta olahraga, hingga komunitas seni. Tak hanya dihadiri warga Indonesia, DTT kali ini juga mengundang tamu istimewa dari instansi resmi Jepang.
Turut hadir dalam dialog tersebut, Director General of Southeast and Southwest Asian Affairs Department Ministry of Foreign Affairs (MOFA), Shingo Miyamoto, serta dari Tokyo Metropolitan Police, yaitu Superintendent Yuji Kaku, Chief Inspector Suda Masanori, dan Mr. Hidehiko Kuboki dari divisi International Crime – Organized Crime Control Bureau.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Maria Renata Hutagalung, menyampaikan pentingnya pertemuan ini sebagai upaya konsolidasi dan penguatan kolaborasi antara KBRI dan masyarakat Indonesia di Jepang yang terus bertumbuh.
“Seiring meningkatnya jumlah WNI di Jepang, kerja sama seperti ini harus terus diperkuat. Dialog ini adalah bentuk komitmen kita bersama untuk menjaga citra positif Indonesia yang kaya budaya dan menjalin persahabatan erat dengan masyarakat Jepang,” ujar Maria Renata, didampingi Koordinator Fungsi Pensosbud Muhammad Al Aula, Counsellor Lodya Habsanthiara, dan Sekretaris Kedua Iqbal Mohammad Amrullah.
Maria juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran perwakilan dari Kepolisian Jepang dan MOFA, yang dinilainya sebagai bukti nyata perhatian dan dukungan Pemerintah Jepang terhadap pelindungan warga Indonesia.
Dari pihak Kepolisian, Superintendent Yuji Kaku menyoroti pentingnya pemahaman WNI terhadap budaya, norma, dan aturan yang berlaku di Jepang.
“Kami ingin terus menjalin kerja sama dengan KBRI agar warga Indonesia dapat hidup aman dan nyaman di Jepang. Mengetahui serta mematuhi tata krama Jepang adalah hal penting dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Sementara itu, Shingo Miyamoto dari MOFA menekankan perlunya warga Indonesia memperoleh informasi resmi dari otoritas Jepang, terutama terkait kebencanaan seperti gempa bumi.
“Masyarakat tidak perlu panik. Pemerintah daerah dan sekolah-sekolah telah memiliki sistem mitigasi bencana yang baik. Dapatkanlah informasi dari sumber resmi agar tidak termakan hoaks,” tegas Shingo.
Dialog berlangsung penuh semangat dengan berbagai masukan dan aspirasi dari komunitas yang hadir. Beberapa perwakilan komunitas menyampaikan kesan positif terhadap acara ini.
Ahmad Naeni Nahwul Umam dari Ikatan Perawat Muslim Indonesia (IPMI) Jepang mengungkapkan bahwa DTT memberi ruang terbuka bagi WNI untuk menyampaikan pengalaman mereka secara langsung.
“Ini ajang silaturahmi yang sangat baik. Harapan kami ke depan, komunikasi dengan KBRI semakin ditingkatkan, baik secara langsung maupun lewat media sosial,” ujarnya.
Endah Miyosi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia Jepang (APIJ) juga menilai kegiatan ini bermanfaat karena memperkuat kedekatan emosional antara komunitas dan KBRI.
“Acara ini bikin kita merasa punya rumah di Jepang. Jadi lebih paham aturan di sini agar nama baik Indonesia tetap terjaga,” ujarnya antusias.
Dialog ditutup dengan sesi foto bersama dan santap hidangan khas Indonesia seperti bakso dan mi goreng yang menambah kehangatan suasana.
Sebagai catatan, jumlah komunitas yang terdata di KBRI Tokyo mengalami lonjakan signifikan. Pada akhir tahun 2024, tercatat 72 komunitas, sedangkan per Juli 2025 telah mencapai 119 komunitas. Lonjakan ini seiring dengan meningkatnya jumlah WNI di Jepang, dari 98.865 orang pada 2022 menjadi 199.824 orang pada 2024. (Liek*/)