Jumat, 24 Oktober 2025

Kebijakan Transportasi Pemkot Bogor Dipersoalkan Sopir dan Pemilik Angkutan Kota

Kabarindo24jam.com | Bogor Kota – Ratusan sopir dan pemilik angkutan kota (angkot) dari berbagai trayek (jurusan) angkot di Kota Hujan mempersoalkan sekaligus menuntut kejelasan sejumlah program transportasi yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Bogor, Jalan Ir. H. Djuanda, Kamis (23/10/2025).

Seorang pemilik angkot, Mulyadi, mengungkapkan aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan Pemkot yang dinilai tidak berpihak kepada para pengemudi dan pemilik angkot. Ia menilai, ia telah mengikuti program reduksi angkot secara mandiri justru tidak mendapatkan apresiasi dari pemkot Bogor.

“Demo hari ini tuntutannya tidak mengada-ada kok. Kami sudah berkorban dengan melakukan reduksi dua jadi satu atas kesadaran sendiri. Harusnya kami yang sudah direduksi diberi kesempatan beroperasi seperti biasa, tapi kenyataannya tetap disamakan dengan yang belum direduksi,” kata Mulyadi.

Para sopir dan pemilik angkot juga menyoroti rencana Pemkot Bogor yang akan menghapus angkot dengan tahun produksi di bawah 2000 pada akhir 2025. Menurutnya, kebijakan tersebut akan menimbulkan dampak sosial yang besar.

“Kalau itu terjadi, ribuan angkot akan berhenti beroperasi dan para sopir serta pemilik kehilangan mata pencahariannya. Tentunya berakibat bisa menambah angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Bogor,” ucap seorang pemilik angkot lainnya.

Para pemilik dan sopir angkot pun berharap Pemkot Bogor, khususnya Dinas Perhubungan (Dishub), bisa lebih bijak dalam menegakkan aturan di lapangan. “Kami berharap tidak ada lagi operasi yang sewenang-wenang. Jangan sampai mobil ditahan seenaknya, di mana rasa kemanusiaannya? Aturan seharusnya bisa dijalankan dengan kebijakan, jangan sampai menyusahkan rakyat,” katanya.

Selain itu, para peserta unjuk rasa juga menyoroti kinerja Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor yang dinilai tidak akomodatif terhadap aspirasi para sopir dan pemilik angkot. Beberapa peserta aksi bahkan menyerukan agar kepala dinas dicopot dari jabatannya.

Sementara itu, Ketua KKSU 09, Rushamudra, mengatakan aksi ini diikuti sekitar 500 orang dari 25 trayek yang memutuskan mogok beroperasi selama aksi berlangsung. “Kami masih mencintai Kota Bogor, jadi aksi ini kami batasi. Tapi kalau jawaban Pemkot tidak memuaskan, kami akan gelar aksi lebih besar,” ucap Rushamudra.

Ia juga menjelaskan bahwa para sopir dan pemilik angkot menuntut tiga hal utama, yakni agar program peremajaan angkot dibuka kembali, operasi lapangan yang dilakukan Dishub dihentikan, serta perpanjangan batas usia kendaraan diperjuangkan.

“Kami sudah mendukung program pemerintah, kami ikut reduksi dan jalankan sistem SIP. Tapi kenapa peremajaan justru disetop? Harusnya dibuka kembali dengan ketentuan mobil baru, misalnya tahun 2017–2018, supaya kami bisa tetap beroperasi,” katanya seraya menegaskan pihaknya berharap ada kebijaksanaan dari Wali Kota Dedie A Rachim. (Man/Dul)

redaksi
redaksihttps://kabarindo24jam.com
Redaksi media Kabarindo24jam.com

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini