Jumat, 17 Oktober 2025

Ketegangan Afghanistan–Pakistan Memanas Usai Serangan Udara

Kabarindo24jam.com | Jakarta – Ketegangan antara Afghanistan dan Pakistan kembali meningkat tajam setelah terjadinya serangan udara oleh militer Pakistan di wilayah Afghanistan pada Kamis, 9 Oktober 2025. Aksi tersebut memicu bentrokan bersenjata di sepanjang Garis Durand — perbatasan yang selama puluhan tahun menjadi sumber perselisihan antara kedua negara. Akibat dari eskalasi ini, puluhan orang dilaporkan tewas dan situasi keamanan di kawasan semakin memburuk.

Serangan Udara dan Respons Militer

Pemerintah Afghanistan yang kini dikuasai oleh Taliban menuduh Pakistan melakukan pelanggaran kedaulatan dengan melancarkan serangan udara di sekitar Kabul serta sebuah pasar di wilayah timur negara itu. Menurut laporan otoritas setempat, militer Afghanistan segera membalas dengan operasi udara dan darat di beberapa titik perbatasan.

Bentrokan kali ini disebut sebagai yang paling serius dalam beberapa tahun terakhir, dengan korban jiwa dilaporkan berasal dari kedua belah pihak. Ketegangan ini menambah daftar panjang konflik antara Kabul dan Islamabad yang tak kunjung menemukan titik damai.

Garis Durand yang membentang sepanjang 2.600 kilometer menjadi titik utama perdebatan. Garis ini ditetapkan oleh kekuasaan kolonial Inggris pada 1893 untuk memisahkan wilayah Afghanistan dan India Britania (kini Pakistan). Namun, hingga kini, Afghanistan menolak mengakuinya secara resmi dan menyebutnya sebagai batas imajiner.

Sengketa batas ini telah berulang kali memicu ketegangan militer, menghambat stabilitas regional, dan memperburuk hubungan diplomatik kedua negara.

Dampak Ekonomi dan Kemanusiaan

Sebagai langkah balasan, pemerintah Pakistan menutup seluruh jalur lintas di perbatasan, termasuk dua pos utama, Torkham dan Chaman. Keputusan tersebut langsung berdampak pada aktivitas perdagangan antarwilayah dan menghambat pengiriman logistik serta bantuan kemanusiaan.

Masyarakat di sekitar perbatasan menjadi pihak yang paling terdampak, karena sebagian besar menggantungkan hidup dari perdagangan lintas negara. Penutupan perbatasan juga dikhawatirkan memperparah kondisi sosial dan ekonomi di wilayah yang sudah rentan.

Seruan Rusia untuk Menahan Diri

Menyikapi kondisi yang memanas, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin, 13 Oktober 2025, mengeluarkan pernyataan resmi. Moskow menyerukan kedua negara agar segera menahan diri dan mengutamakan jalur diplomatik untuk menyelesaikan perbedaan.

“Kami menyerukan kepada Kabul dan Islamabad untuk menahan diri serta menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara politik,” ujar juru bicara Kemlu Rusia. Pihak Rusia menilai dialog konstruktif dan kerja sama di bidang keamanan, terutama dalam pemberantasan terorisme, menjadi kunci untuk menjaga stabilitas Asia Selatan.

Ancaman Bagi Stabilitas Regional

Konflik Afghanistan–Pakistan bukan hanya persoalan dua negara, tetapi juga berpotensi mengguncang keamanan kawasan. Eskalasi militer dapat mengganggu jalur perdagangan internasional dan melemahkan upaya kolektif dalam melawan kelompok ekstremis yang beroperasi di perbatasan.

Perhatian dunia internasional, terutama dari negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok, semakin dibutuhkan untuk mendorong dialog dan meredakan ketegangan. Upaya diplomatik diharapkan dapat membuka jalan menuju kesepakatan damai dan mencegah konflik berkepanjangan yang dapat berdampak luas.

Harapan Perdamaian

Masyarakat di kedua sisi perbatasan berharap situasi dapat segera membaik. Mereka mendambakan langkah nyata dari pemerintah masing-masing untuk menghentikan kekerasan dan memulihkan stabilitas hidup sehari-hari.

Meski Garis Durand tetap menjadi akar masalah, harapan akan perdamaian masih terbuka. Solusi diplomatik dan keterlibatan internasional diyakini menjadi jalan terbaik untuk mewujudkan stabilitas yang berkelanjutan di kawasan perbatasan Afghanistan–Pakistan.

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini