Kabarindo24jam.com | Rumpin — Kecelakaan maut kembali merenggut nyawa pelajar di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Ahmad Kholid, siswa kelas 8 MTs Mathla’ul Anwar Rumpin, meninggal dunia setelah terlindas truk tambang pada Rabu (27/8/2025) sore.
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB di Kampung Barengkok, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin. Berdasarkan keterangan, korban yang melaju dari arah Kampung Ciaul terpepet kendaraan searah, hingga terpental ke jalur berlawanan dan langsung terlindas ban belakang truk. Nyawa Ahmad Kholid tak terselamatkan, ia meninggal di tempat akibat luka parah di bagian kepala.
Insiden ini menambah daftar panjang korban jiwa pelajar akibat lalu lalang truk tambang di kawasan Rumpin dan sekitarnya. Warga setempat kerap mengeluhkan bahaya aktivitas kendaraan tambang yang bebas melintas tanpa pengawasan ketat. Namun, hingga kini belum ada langkah tegas yang benar-benar mampu menghentikan tragedi serupa.
Ketua Pengurus Daerah Mathla’ul Anwar Kabupaten Bogor, H. Abdul Aziz Sarnata, M.E., M.Pd., menyampaikan duka mendalam sekaligus menegaskan perlunya tindakan nyata dari pemerintah daerah.
“Kami berduka atas wafatnya ananda Ahmad Kholid. Ini bukan pertama kali terjadi, sudah terlalu banyak nyawa pelajar melayang karena truk tambang. Pemerintah Daerah, khususnya Bupati Bogor, harus tegas terhadap kendaraan tambang. Peraturan bupati jangan sampai mandul hanya jadi pajangan. Jika dibiarkan, akan ada korban-korban berikutnya,” tegasnya.
Aziz menambahkan, keselamatan masyarakat seharusnya menjadi prioritas utama. Pemerintah diminta segera menertibkan lalu lintas truk tambang, membatasi jalur yang dilalui, serta memperketat jam operasional agar tidak berbenturan dengan aktivitas sekolah.
Kematian Ahmad Kholid menjadi pengingat bahwa masalah transportasi tambang di Rumpin sudah masuk kategori darurat. Pertanyaan besar kini menggantung dan harus terjawab : berapa banyak lagi nyawa pelajar harus melayang sebelum pemerintah benar-benar bertindak tegas?