Sabtu, 10 Mei 2025

Lebih Senior dan Dekat Dengan Presiden, Andika Perkasa Diyakini Jabat Panglima TNI

JAKARTA — Beberapa hari terakhir ini, publik di tanah air diriuhkan dengan topik siapa figur Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yanh memasuki masa pensiun pada November 2021 mendatang. Dua nama pun melambung, yakni Jendral TNI Andika Perkasa dan Laksamana TNI Yudo Margono.

Para pengamat, tokoh politik dan sejumlah individu penting menyebutkan Jenderal Andika yang menjabat Kepala Staf TNI AD dan Laksamana Yudo selaku Kepala Staf TNI AL, merupakan calon yang paling kuat untuk menduduki kursi pemimpin Markas Besar TNI.

Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan dan intelijen, Effendi Simbolon, pun sepakat kandidat penerus Hadi Tjahjanto adalah Andika dan Yudo. “Kita rujuk lagi bisa menjadi dua, dua itu KSAD dan KSAL gitu,” kata Effendi kepada wartawan, Selasa (15/6/2021).

Berdasarkan pengalamannya sebagai mitra TNI di DPR, Effendi mengatakan andai Presiden Joko Widodo menunjuk Andika sebagai Panglima TNI pengganti Hadi, maka proses pergantiannya berlangsung pada Juli 2021.

Sebab, menurutnya hitung-hitungan matematisnya Andika tidak akan lama menjabat Panglima TNI seandainya ditunjuk Jokowi. Sebab masa aktif Andika hanya tersisa 1 tahun 6 bulan atau akan pensiun pada Desember 2022.

Jika pergantian mengikuti waktu pensiun Hadi Tjahjanto pada November 2021, kata Effendi, masa jabatan Andika tergolong singkat sebagai Panglima TNI. “Jadi jika Presiden berkehendak memutuskan Pak Andika, saatnya adalah bulan depan harus dilakukan pergantian,” terang politisi PDIP ini.

Namun, lanjut Effendi, jika pergantian terjadi pada November 2021 atau mengikuti masa pensiun Hadi, maka Yudo menurutnya lebih cocok. Sebab, masa pensiun Yudo lebih panjang. “Kalau plan-nya lain, misalnya menempatkan Pak Yudo berarti prosesnya akan ada di November nanti sampai Pak Hadi pensiun,” tandasnya.

Soal pergantian Panglima TNI ini telah menimbulkan suasana politik yang hangat, bahkan cenderung memanas setelah munculnya berita gosip yang menyebutkan mertua Andika Perkasa, yakni mantan Kepala BIN Jendral Purn AM Hendropriyono, telah melobi Presiden agar melantik Andika.

Baca Juga :  Restorative Justice Penting Diterapkan, Tapi Bukan Untuk SARA, Terorisme dan Korupsi

Namun Hendropriyono secara tegas membantah dirinya melobi Presiden Jokowi terkait jabatan Panglima TNI untuk menantunya itu. Hendro mengatakan selama ini dirinya tidak pernah meminta-meminta jabatan, sekalipun untuk dirinya sendiri.

“Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara tentang hal yang demikian itu, saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah,” ujar Hendro dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (14/6/2021).

Soal pertemuannya dengan Presiden yang menjadi sumber isu dirinya melobi Jokowi, Hendro mengatakan pertemuan itu merupakan silaturahmi biasa. Menurut Hendro, pertemuan itu terjadi pada Jumat, 7 Mei 2021, di Istana Negara.

Waktu itu, Hendro sengaja bersilaturahmi dengan Jokowi terkait acara ulang tahunnya yang ke-76. “Pertemuan pada 7 Mei 2021 berkaitan dengan HUT saya yang ke-76. Sebagai Presiden, tidak mungkin beliau yang datang ke rumah saya.”

“Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi Presiden tidak berubah sama sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa,” tutur mantan Panglima Kodam Jaya itu.

Hendro pun menyayangkan media massa yang memberitakan pertemuan itu dan hanya mengutip pernyataan dari purnawirawan yang mengetahui pertemuan itu. “Katanya dari 3 orang purnawirawan. Kredibilitasnya mereka apa?” ucapnya.

“Kenapa tidak cross check kepada Pak Jokowi atau pihak Istana yang jelas kredibel menyangkut pertemuan saya tersebut. Tidak perlu harus mengarang berita dan ngarang-ngarang sumber,” kata Hendropriyono.

Berdasarkan persepsi mayoritas pengamat dan elite politik, figur Andika Perkasa memiliki nilai lebih dibanding dua kepala staf lainnya, yaitu lebih senior dan juga memiliki hubungan dekat dengan Presiden Jokowi.

Andika Perkasa juga dianggap cocok dengan tantangan yang sedang dihadapi saat ini, misalnya secara khusus persoalan Papua. Itu karena Andika tampak sangat humanis tapi mampu bersikap tegas yang dibuktikannya selama menjabat KSAD. (***/CP)

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini