Selasa, 4 Maret 2025

Mundurnya Maruarar Sirait, Bak Buka Kisah Lama, Sabam Sirait dan Megawati

Kabarindo24jam | Jakarta – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari juga menyoroti langkah politisi senior, Maruarar Sirait yang mundur dari PDI Perjuangan. Menurutnya, langkah Ara, sapaan Maruarar, persis dengan bapaknya, Sabam Sirait.

Dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit, Jumat (19/1/2024), Qodari menilai, sosok Ara dengan Sabam, begitu identik.

Sabam saat itu juga berpengaruh besar bagi karir politik seorang Megawati hingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.

Hal yang sama yang dilakukan Ara, yang juga berpengaruh terhadap majunya Joko Widodo menjadi Presiden. “Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak oleh Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucapnya.

“Jadi kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak. Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau gak ada Pak Sabam,” tambahnya.

Qodari menegaskan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa. Bahkan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga kini.

“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega bisa jadi Bu Mega, mohon maaf jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya, atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karir politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.

Qodari membandingkan jika Megawati senasib dengan Rachmawati atau Sukmawati. Keduanya berpartai tetapi tidak punya momentum dan biasa saja.

Baca Juga :  Mundurnya Maruarar Sirait Sangat Mungkin Bagian dari Skenario Satu Putaran?

Sabam Sirait meniti awal karier politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik. Awalnya Megawati  terus menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an

Saad itu pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.

Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui bahwa Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.

“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati, pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80 pada Sabtu (15/10/2016) lalu.

Hasto juga menyebutkan bahwa Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Megawati menurut Hasto.

Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P.

“Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.

Megawati juga mengaku bersyukur pernah diajak Sabam ke dunia politik. Sebab, jika Sabam tidak terus membujuknya mungkin Megawati tidak akan menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang.

Ara diketahui mundur dari PDI Perjuangan pada Senin (15/1) dengan mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP ke DPP PDIP dan diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.

Penulis : Ara

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini