Kabarindo24jam.com | Bogor – Rencana revitalisasi Pasar Bogor, Bogor Tengah, Kota Bogor, yang dimulai pada 6 Juni 2025 menuai polemik. Bahkan memunculkan aksi unjuk rasa massa yang mengklaim sebagai kelompok pedagang Pasar Bogor. Mereka turun ke jalan lantaran tak mau dipindah atau direlokasi ke pasar terdekat, yakni Pasar Gembrong di Sukasari dan Pasar Jambu Dua di Bogor Utara.
Pihak Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) sebagai pengelola dan yang mengurus seluruh pasar di Kota Bogor, sebelumnya sudah menegaskan komitmennya untuk memudahkan para pedagang Pasar Bogor yang akan pindah ke dua pasar modern yang belum lama rampung pembangunannya itu.
Padahal diketahui, Pasar Gembrong dan Pasar Jambu Dua baru saja rampung pembangunannya sehingga berubah menjadi pasar modern dengan wujud bangunan 3 lantai yang kokoh dan megah. Namun sejumlah pedagang Pasar Bogor menyebut mereka keberatan direlokasi permanen ke kedua pasar tersebut lantaran harga jualnya dianggap mahal.
Nah, khusus Pasar Gembrong Sukasari (PGS), kini menarik perhatian publik sebab menjadi salah satu pasar yang direkomendasi Perumda PPJ Kota Bogor untuk menampung para pedagang Pasar Bogor secara permanen.
Dari pengamatan kabarindo24jam, PGS yang terletak di Jalan Raya Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, memang memiliki value atau nilai tersendiri karena lokasinya yang strategis dan potensial ramai pengunjung. Sehingga dapat dipahami jika pengembang PGS, CV Purnabri, menjual kios dengan harga lumayan tinggi.
Ihwal harga kios yang lumayan tinggi itu disebabkan manajemen CV.Purnabri memperhitungkan lokasi strategis dan material bangunan pasar yang berkualitas tinggi. Ditambah lagi, pengelola PGS mensetting lantai dua untuk arena bermain dan hiburan keluarga serta kafe juga pusat kuliner saji cepat untuk menarik animo warga berkunjung ke PGS.
Karenanya, menurut Direktur Operasi Perumda PPJ Haris Maraden, langkah relokasi ke PGS bukan sekadar perpindahan lokasi, melainkan langkah strategis menuju masa depan perdagangan yang lebih nyaman, aman, dan menjanjikan.
“Pemkot Bogor, dalam hal ini Perumda PPJ, ingin menghadirkan PGS sebagai pasar berstandar baru yang menggabungkan kehangatan pasar tradisional dengan sentuhan kemajuan teknologi dan desain berkelanjutan,” ungkap Haris saat ditemui belum lama ini.
Haris mengemukakan bahwa Pasar Gembrong Sukasari dirancang dengan konsep ramah lingkungan, menggunakan bahan bangunan berkualitas yang memungkinkan sirkulasi udara maksimal, menjadikan area pasar sejuk dan nyaman bagi pembeli maupun pedagang.
“Dengan area parkir luas yang terintegrasi sistem keamanan modern, pengunjung tak perlu khawatir soal kendaraan saat berbelanja. Ini jelas akan meningkatkan kenyamanan dan durasi kunjungan para pembeli, yang otomatis berdampak positif bagi omzet pedagang,” jelas Haris.
Satu keunggulan yang jarang dimiliki pasar lainnya, lanjut dia, adalah sistem pengelolaan air limbah reverse osmosis, yang mampu mengolah limbah menjadi air bersih atau setara dengan air minum yang saat ini digunakan untuk flush toilet, mencuci dan menyiram tanaman. Ini merupakan bukti pembangunan PGS juga mengutamakan kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sementara menurut Komisaris CV Purnabri, Alfie Radithya Ferdian,
PGS lebih dari sekedar pasar, melainkan sebagai one stop shopping destination. Tidak hanya menyediakan berbagai kebutuhan pokok, pasar ini juga menawarkan kenyamanan bagi keluarga.
“Area food court modern memungkinkan para suami dan anak menunggu dengan nyaman saat sang ibu berbelanja. Bahkan, anak-anak dimanjakan dengan playground luas berstandar modern yang terletak berdampingan dengan food court,” beber Adit, sapaan akrab Alfie Radhitya, yang ditemui di kantor PGS, baru-baru ini.
Adapun mengenai harga kios atau lapak yang dinilai mahal, Adit menepisnya. Dia menyebut harga jual kios tentunya dirancang oleh Perumda PPK. Karena itu, harga jual kios kepada pedagang Pasar Sukasari dan Pasar Bogor berbeda dengan harga kios yang dijual untuk kalangan umum atau disebut level premium.
“Harga untuk pedagang Pasar Bogor yang pindah kesini tentu lebih murah dan disesuaikan dengan kemampuan para pedagang dalam cara membayar. Bahkan kita masih buka ruang negoisasi jika memang masih ada keberatan harga. Tidak ada kata susah, yang pasti khusus pedagang akan dimudahkan,” jelas Adit.
Menariknya, lanjut dia, saat ini pihaknya kebanjiran pemesanan kios kelas atau level premium untuk umum yang harganya lebih mahal 40-80 persen dari kios untuk pedagang. Bahkan, Adit mengaku bahwa penjualan kios premium sampai awal Juni 2025 ini sudah hampir habis terjual.
“Malahan kios untuk pedagang yang masih tersendat lantaran adanya informasi yang kurang akurat diterima pada pedagang Pasar Sukasari dan Pasar Bogor. Padahal, khusus para pedagang, kami pastikan siap untuk kompromi dan memudahkan para pedagang yang ingin punya kios disini,” beber Adit.
Sementara dari sisi keamanan, tambah pengusaha muda yang baru terjun ke dunia perdagangan ini, PGS dilengkapi CCTV tersebar di berbagai titik strategis areal pasar, sistem hydrant kebakaran standar nasional serta akses ramah disabilitas.
“Semua fasilitas ini ditujukan untuk memberikan rasa aman dan inklusivitas bagi semua kalangan,” imbuh Adit seraya menyebut pihaknya menerapkan konsep keberlanjutan dalam pemanfaatan areal pasar dengan menggunakan paving blok hasil campuran daur ulang plasik dari rebricks.
Dari pengamatan Kabarindo24jam, PGS berada di lokasi yang sangat strategis, yang dilalui berbagai jalur angkutan umum dari wilayah Kota maupun Kabupaten Bogor, sehingga kekhawatiran akan sepinya pembeli otomatis tertepis. Dengan konsep modern dan fasilitas lengkap, PGS akan menjadi magnet baru bagi masyarakat luas untuk berbelanja.
Semakin banyak pedagang yang bergabung, semakin lengkap pula komoditas yang tersedia, dan otomatis akan menarik lebih banyak pembeli.
Bahkan, dengan konsep pasar 24 jam, para pedagang kini memiliki fleksibilitas waktu lebih besar untuk memaksimalkan pendapatan.
Kemudian, untuk mendukung perpindahan dan investasi pedagang, PGS menawarkan berbagai skema kepemilikan kios dan los, mulai dari Kredit melalui bank, pembayaran cash bertahap, dan pembelian cash dengan harga khusus.
Jadi bisa dikatakan, Pasar Gembrong Sukasari bukan hanya tempat berjualan. Ini adalah ruang tumbuh bersama—antara pedagang, pembeli, dan masa depan perdagangan Kota Bogor yang terus berkembang maju di era kepemimpinan Wali Kota Dedie A Rachim dan Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin. (Man/Adul)