Home / Headline / Nasional

Kamis, 14 Oktober 2021 - 17:46 WIB

Pemimpin NU Harus Berani Lawan Intoleransi dan Radikalisme di Tanah Air

KEDIRI — Para ulama atau kiai sepuh ternyata menginginkan agar figur yang nanti menjadi ketua umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) adalah pemimpin yang berani berdiri di depan untuk berkorban dan melawan intoleransi dan radikalisme di tanah air.

Karena itulah, para kyai NU melalui Pengurus Wilayah (PWNU) dan Pengurus Cabang (PCNU) condong memilih kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang saat ini menjabat Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, sebagai pemimpin PBNU.

Atas arahan dari para kyai itulah, secara kelembagaan PWNU Jawa Timur memutuskan mendukung Gus Yahya sebagai calon ketua umum Pengurus Besar NU periode 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 di Lampung pada 23 – 25 Desember 2021.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, mengatakan, secara umum di NU ingin selamat, yakni akidahnya selamat, lembaga selamat tidak diambil orang, ibadah juga tetap rajin, dan anak-anaknya selamat tidak kurang ajar.

Baca Juga :  Kasus Suap Lelang Proyek, Plt Kadis PUPRP Hulu Sungai Utara Dikirim ke Penjara

Kemudian, negara juga selamat dari pihak yang ingin merusak NKRI dan Pancasila. “Kalau masih banyak aliran intoleransi radikal, memaksakan kehendak, lalu misal aliran itu masuk, ya harus ada ketua NU yang berani korbankan apa pun demi NKRI,” kata KH Marzuki saat menghadiri acara di Kediri, Jawa Timur, Kamis (14/10/202!).

Menurut dia, selama ini figur ketua umum PBNU terpilih sesuai dengan zamannya. Hal ini juga tidak terlepas dari campur tangan Tuhan yang memilihkan sosok ketua sesuai dengan zaman. Mulai era kepemimpinan almarhum KH Abdurrahman Wahid yang pada saat itu mulai masuk aliran bermacam-macam dari internasional ke Indonesia.

Kemudian banyak didirikan pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama era kepemimpinan almarhum KH Hasyim Muzadi. Hingga muncul aliran transnasional dari ideologi asing yang seolah dipaksakan di Indonesia, yang pada era kepemimpinan KH Said Aqil Siradj secara kuat melawan ideologi itu.

Untuk ke depan, ia tidak tahu tantangannya seperti apa. Namun jika masih banyak aliran-aliran intoleransi dan radikal di Indonesia memang dibutuhkan figur yang kuat melawan ideologi tersebut.

Baca Juga :  Rumah Sakit Pungut Biaya Pasien Covid Akan Ditindak

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Kediri, KH Muhammad Ma’mun Mahfud, mengaku yakin figur yang terpilih akan tepat pada waktunya sesuai dengan tantangannya. “Sebab saat ini radikalisme dan orang-orang yang ingin mendongkel NKRI terus berupaya,” kata Gus Ma’mun, sapaan akrabnya.

Ia juga menambahkan hingga kini belum ada pertemuan membahas calon-calon di Muktamar 2021. Namun, dari berbagai isu yang berkembang saat ini sudah santer nama-nama yang diunggulkan.

PBNU akan menggelar Muktamar ke-34 di Lampung yang akan berlangsung pada 23 – 25 Desember 2021. Rencananya lokasi Muktamar NU digelar di Lampung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat karena masih pandemi Covid-19. Kegiatan akan berlangsung dengan daring dan luring.

Rencana pemilihan ketua tanfidziyah atau ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulamadi Muktamar 2021 tersebut akan dilakukan dengan metode satu orang satu suara oleh para pemilik suara. (***/Iwan)

Share :

Baca Juga

Headline

Program Infrastruktur dan Pendidikan di Kabupaten Bogor “Dipelototi’ KPK

Headline

Kontroversial dan Dikritisi, Penulisan Ulang Sejarah Terus Berlanjut

Nasional

Sengketa Empat Pulau, Gubernur Aceh Pilih Jalur Kekeluargaan daripada PTUN

Headline

Bising di Atas Laut Tenang Raja Ampat,ada JKW?

Nasional

Investasi atau Perampokan? Bahlil Diteriaki Massa di Bandara Sorong

Headline

TNI AD Rekrut 24 Ribu Prajurit untuk Batalyon Teritorial Pembangunan

Nasional

Upaya PPPA Tingkatkan Akses Keadilan bagi Perempuan dan Anak

Headline

Pamekasan Bersinar Tanpa Narkoba