Kabarindo24jam.com | Jepang – Partai-partai utama di Jepang sepakat menggelar pemungutan suara di parlemen pada Selasa mendatang untuk memilih perdana menteri baru, setelah Shigeru Ishiba mengundurkan diri pada 7 September. Langkah ini menyusul hasil buruk koalisi Ishiba dalam pemilihan anggota Majelis Rendah 2024 dan Majelis Tinggi 2025, menurut kantor berita Kyodo.
Gejolak politik kini memanas setelah Sanae Takaichi (64) terpilih sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal (LDP). Sebagai perempuan pertama yang memimpin LDP dan sekutu dekat mendiang PM Shinzo Abe, Takaichi berupaya membentuk pemerintahan baru. Namun, keluarnya partai Komeito dari aliansi pekan lalu membuat LDP kehilangan mayoritas, sehingga kursi PM masih jauh dari pasti.
Di sisi oposisi, Partai Demokrat Konstitusional Jepang sedang mencoba mempersatukan kekuatan untuk mengajukan satu calon bersama melawan Takaichi. Strategi ini bisa menjadi penentu peta kekuasaan politik di Jepang jika LDP gagal membentuk koalisi.
Perundingan koalisi antara LDP dan Partai Inovasi Jepang (JIP) dimulai Kamis lalu, tapi masih alot. Pemimpin JIP Hirofumi Yoshimura menegaskan partainya tidak akan berkoalisi kecuali ada kesepakatan mengurangi jumlah kursi parlemen sebelum akhir tahun, menurut Kyodo.
Di Majelis Rendah yang memiliki 465 kursi, LDP menguasai 196 kursi, sementara pemilihan PM membutuhkan 233 suara. Sisanya dikuasai Partai Demokrat Konstitusional Jepang (148), JIP (35), Partai Demokrat untuk Rakyat (27), dan Komeito (24), sehingga perhitungan politik masih sangat tipis dan menegangkan.(Man*/)