Kabarindo24jam.com | Parung Panjang – Penutupan sementara aktivitas pertambangan di tiga wilayah Kecamatan di Kabupaten Bogor oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada akhir bulan September 2025 ini, memunculkan polemik dan beragam dinamika di wilayah utara Kabupaten Bogor itu.
Salah satunya, muncul teror terhadap Seorang aktivis di Kabupaten Bogor yang kerap lantaran menyuarakan hak-hak warga terdampak truk tambang di Parungpanjang. Teror dan intimidasi ini dialami oleh Ketua Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) Junaedi Adhi Putera.
Dari informasi yang diperoleh, foto Junaedi beredar di media sosial dengan narasi disebut-sebut akan dilaporkan ke Polisi. Foto Junaedi diedit sedemikian rupa menjadi mirip poster buronan polisi dengan tulisan, “Wanted Junaedi Adhi Putra.”
Dalam tulisan yang tercantum, Junaedi dituding telah menyampaikan berita bohong soal jumlah korban tewas akibat truk tambang di Parungpanjang Kabupaten Bogor yang disebut mencapai 213 orang selama 7 tahun sampai 2025. Dalam poster beredar itu juga disebutkan bahwa Junaedi telah melanggar pasal 28 UU ITE 2024 dan pasal 390 KUHP.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) bereaksi tegas dengan mengunggah ulang poster beredar itu di akun media sosialnya dengan caption, “ini ultimatum, awas loh,” pada Rabu (8/10/2025).
KDM pun menyampaikan pesan tegas. “Kepada pihak yang berkepentingan di Parungpanjang, baik terhadap aspek penambangan, maupun berkepentingan terhadap aspek transportasi karena bergelut dalam dunia usaha di sana, saya meminta untuk tidak melakukan upaya intimidatif, pengancaman kepada para pihak korban angkutan tambang yang mencari keadilan,” kata KDM.
“Dan termasuk pula tidak boleh melakukan upaya intimidatif dan ancaman bagi mereka yang aktif memperjuangkan hak-hak warga Parungpanjang,” tegas KDM seraya menegaskan bahwa Pemprov Jawa Barat akan memberikan perlindungan penuh bagi para korban pertambangan di Parungpanjang dan mereka yang memperjuangkan hak-haknya mendapat kehidupan yang tenang dan nyaman.
Ketua AGJT Junaedi Adhi Putera mengaku dia baru tahu soal ancaman dilaporkan ke polisi ini pada Rabu (8/10/2025) pagi. “Saya baru dapat info terkait berita tersebut tadi pagi di media sosial,” kata Junaedi saat dikonfirmasi wartawan, kemarin.
Junaedi pun mengaku bahwa nomor ponselnya juga menjadi banyak dihubungi oleh nomor-nomor tak dikenal. Dia mengatakan bahwa poster yang sumbernya tak diketahui itu muncul setelah sebelumnya Junaedi bertemu KDM bersama korban terdampak truk tambang.
Saat itu, Junaedi menyatakan apresiasinya terhadap langkah dan keputusan KDM yang menghentikan sementara operasional perusahaan tambang di Parungpanjang, Rumpin dan Cigudeg, Kabupaten Bogor sampai batas yang tak ditentukan. (Dul/*)