Kabarindo24jam.com | Nepal – Gelombang keerusuhan besar mengguncang Nepal hingga memaksa Presiden Ram Chandra Paudel mengundurkan diri pada Selasa (9/9). Aksi protes yang kian meluas membuat situasi politik di negara Himalaya itu berada dalam ketidakpastian.
Media India Today melaporkan, mundurnya Paudel terjadi saat demonstrasi yang dipimpin generasi muda atau disebut “Revolusi Gen Z” kian memanas. Aksi yang bermula di Kathmandu pada Senin (8/9) itu kini menyebar ke berbagai kota besar.
Kerusuhan juga memicu kaburnya sedikitnya 1.500 tahanan dari penjara Nakkhu di Lalitpur, sebagaimana dilansir portal Khabarhub. Media lokal menambahkan adanya insiden penembakan di markas besar Kepolisian Nepal. Situasi makin kacau ketika massa berhasil menerobos gedung parlemen, memaksa aparat menembakkan gas air mata, meriam air, hingga peluru tajam.
Para perusuh menyatakan dalam sebuah surat bahwa “Nepal telah berada di bawah kepemimpinan mereka.” Mereka mendesak pembentukan pemerintahan sipil yang dipimpin tokoh berintegritas serta pelaksanaan pemilu segera. Bentrokan sejauh ini menewaskan 19 orang dan melukai ratusan lainnya.
Sebelumnya, otoritas sempat memblokir sejumlah media sosial yang tak mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi. Namun kebijakan itu dicabut setelah protes pecah. Kini, pemerintah Kathmandu memberlakukan jam malam di sejumlah distrik. ( Man*/)