Bandung, Kabarindo24jam.com — Sore yang tenang di area BYD, saat para pejabat pratama Provinsi Jawa Barat bersiap menerima amanah barunya. Di antara mereka, satu sosok tampak menyita perhatian: Purwanto, Kepala Dinas Pendidikan yang baru saja dilantik. Belum sempat menikmati euforia jabatan, sebuah tanggung jawab besar langsung menanti—dengan konsekuensi tak main-main.
Di hadapan para tamu dan pejabat yang hadir, Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, menyampaikan pesan tegas yang ditujukan langsung pada Purwanto. Bukan sekadar arahan, melainkan ultimatum.
“Anak-anak sekolah tidak boleh lagi keluyuran di luar rumah lewat jam sembilan malam. Kalau sampai ada kejadian, saya minta Kadisdik mundur,” ucapnya, lantang dan penuh penekanan.
Kebijakan jam malam untuk pelajar sebenarnya telah diedarkan oleh Pemprov Jabar. Namun, kali ini Dedi ingin lebih dari sekadar aturan di atas kertas. Ia menginginkan tindakan nyata dan pengawasan serius dari Dinas Pendidikan.
Dalam pidatonya, Dedi menjelaskan bahwa pelajar boleh berada di luar rumah lewat pukul 21.00 WIB hanya dalam kondisi tertentu—misalnya sedang bersama orang tua, ada keadaan darurat, atau bekerja demi kebutuhan hidup. Di luar itu, tak ada alasan yang dapat ditoleransi.
“Ini soal keselamatan anak-anak kita. Kalau mereka celaka di luar sana saat seharusnya sudah di rumah, siapa yang mau tanggung jawab?” ujarnya dengan nada penuh kepedulian.
Bagi Purwanto, ini adalah awal masa jabatan yang tak biasa. Ia tak hanya dituntut membuat kebijakan, tapi juga menjaga masa depan generasi muda Jawa Barat dari bahaya malam yang semakin tak ramah.
Tugas berat itu kini menanti untuk ditunaikan. Dan di baliknya, ada satu pesan kuat yang tersirat: di era baru kepemimpinan pendidikan Jawa Barat, tak ada tempat bagi yang setengah hati.
