Kabarindo24jam.com | Jakarta – Donald Trump dan Elon Musk, dua tokoh berpengaruh di Amerika Serikat, kini terlibat dalam pertarungan sengit. Trump, sebagai politisi terkemuka, dan Musk, sebagai orang terkaya, saling menyerang melalui media sosial.
Konflik dimulai ketika Trump mengancam untuk menghentikan subsidi dan kontrak pemerintah untuk perusahaan milik Musk, termasuk SpaceX. Trump menilai bahwa langkah ini dapat menghemat anggaran negara miliaran dolar. Ancaman ini langsung berdampak pada harga saham Tesla, yang dimiliki oleh Musk, dengan penurunan hingga 14%.
Musk tidak tinggal diam. Ia menyerukan pemakzulan Trump dan menantang Trump untuk memotong pendanaan bagi perusahaannya. Musk juga mengancam untuk mempercepat penghentian operasional wahana antariksa Dragon miliknya, yang digunakan untuk membawa astronot dan perlengkapan Amerika ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, Musk kemudian menarik kembali ancaman tersebut setelah mendapat saran untuk tenang.
Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Musk memiliki sumber daya yang hampir tak terbatas untuk menanggapi Trump. Ia dapat mendanai penantang pemberontak dari Partai Republik dalam pemilihan umum dan pemilihan pendahuluan tahun depan.
Musk juga menjatuhkan “bom” dengan mengisyaratkan bahwa Trump muncul dalam berkas yang belum dirilis terkait dengan mendiang pelaku kejahatan seks Jeffrey Epstein. Namun, Sekretaris pers Trump, Karoline Leavitt, hanya memberikan tanggapan yang tidak terlalu tegas terhadap tuduhan dan dakwaan Musk.
Kedekatan Musk dengan Trump sebelumnya tidak membuat bisnisnya moncer. Bahkan, saham Tesla merosot 28% dalam sebulan pertama Musk menjabat sebagai pemimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Penurunan saham Tesla juga dipengaruhi oleh kebijakan tarif Trump yang berlaku untuk barang dan komponen dari Kanada dan Meksiko.