CIREBON, Kabarindo24jam.com – Suasana panik dan duka menyelimuti kawasan tambang alam di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, setelah tanah longsor maut melanda area tersebut pada Jumat, 30 Mei 2025. Dalam tragedi ini, sebanyak 14 orang dinyatakan tewas, sementara 11 lainnya masih hilang dan empat korban luka-luka kini dirawat intensif.
Peristiwa yang terjadi menjelang malam itu mengungkapkan sisi kelam dari aktivitas tambang rakyat yang tak jarang luput dari pengawasan keselamatan. Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, langsung turun ke lokasi dan menetapkan status darurat bencana, guna mempercepat proses evakuasi dan penanganan lebih lanjut.
“Kami tetapkan status darurat agar semua elemen bergerak cepat dan terkoordinasi. Fokus utama adalah pencarian korban dan pencegahan jatuhnya korban tambahan,” kata Herman.
Menurutnya, langkah awal penanganan akan difokuskan pada sterilisasi area longsor dan penilaian struktur tanah demi memastikan keamanan tim penyelamat dari potensi longsor susulan. Herman juga menyebutkan bahwa kejadian serupa di Sumedang beberapa waktu lalu menjadi pelajaran penting untuk menghindari kelalaian dalam penanganan bencana alam.
Operasi pencarian dan penyelamatan akan dipimpin oleh Basarnas, sementara aparat TNI melalui Dandim setempat telah diberi mandat untuk mengkoordinasi seluruh unsur di lapangan. Pemerintah pun berjanji memberikan bantuan logistik, santunan kematian, serta dukungan jangka panjang bagi keluarga korban yang kehilangan tulang punggung ekonomi.
“Kami tidak ingin bantuan hanya datang saat ramai saja. Pendampingan akan terus dilakukan agar keluarga korban bisa kembali bangkit,” tegasnya.
Tragedi ini memunculkan kembali kekhawatiran terhadap praktik pertambangan rakyat di kawasan rawan bencana, dan menjadi pengingat keras bagi pemerintah untuk segera mengevaluasi izin dan sistem keselamatan di tambang-tambang serupa