Kabarindo24jam.com | Indonesia – Saat kebanyakan orang mengenang Iduladha dengan penyembelihan hewan kurban, di balik itu terdapat semangat persatuan dan kearifan lokal yang hadir melalui ragam tradisi. Dari menghias “pengantin sapi” di Pasuruan hingga pawai Tabuik di Pariaman, ini kisah Iduladha yang lebih dari sekadar potong kurban.
- Penghormatan lewat “Manten Sapi” (Pasuruan)
Di Jawa Timur, sapi kurban dibalut kain kafan, bunga tujuh rupa, serban, dan sajadah — lalu diarak layaknya pengantin sebelum disembelih. Tradisi ini melambangkan penghormatan pada hewan kurban .
- Rona kebersamaan di Aceh lewat Meugang
Meugang, berasal dari Makmeugang, adalah ritual memasak dan menyantap daging sapi atau kerbau bersama, diwariskan sejak zaman Kesultanan Aceh. Kini, acara ini terus dipakai sebagai simbol syukur dan gotong-royong .
- Apitan & Grebeg Gunungan: suguhan hasil bumi sebagai berkah
Di Semarang, warga mengarak hasil tani dan ternak lalu meramaikan dengan musik dan doa—merebut hasil bumi bersama sebagai tanda berkah .
Di Yogyakarta, Keraton menyusun tiga “gunungan” hasil bumi yang diarak ke Masjid Gedhe Kauman, lalu warga berebut untuk mendapatkan rezeki .
- Hadrat & Ari Kaut: pawai budaya penuh warna
Hadrat di Maluku Utara mengenakan kebaya dan rebana dalam pawai hewan kurban, menyemarakkan malam sebelum Iduladha .
Di Raja Ampat, tradisi Ari Kaut melibatkan iuran komunitas selama tiga bulan, untuk menyemarakkan perayaan Iduladha .
- Kaul Negeri & Abda’u di Maluku Tengah
Di Teluhu, tiga kambing diarak keliling desa dengan baju adat oleh tokoh masyarakat sebagai simbol memohon perlindungan dan mengusir bencana—baru disembelih setelah shalat Ashar .
- Tabuik Pariaman: ritual estetika sekaligus spiritual
Tabuik, replika makam cucu Nabi Muhammad raksasa, diarak keliling kota dan dilempar ke laut sebagai bentuk mengenang tragedi Karbala dan permohonan berkah .
Lebih dari Kurban, Iduladha sebagai Panggung Kebersamaan”
Setiap tradisi Iduladha di atas tak sekadar ritual agama, tapi juga ruang bagi masyarakat untuk:
- Menghormati makhluk hidup (Manten Sapi)
- Bersinergi dalam kebersamaan (Meugang, Apitan)
- Memanjatkan doa secara simbolis dan kreatif (Grebeg Gunungan, Tabuik)
- Merayakan identitas lokal dan kebudayaan (Hadrat, Ari Kaut, Kaul Negeri)
Dari barat hingga timur Nusantara, Iduladha menampilkan kisah lokal yang menggugah—sebuah perjalanan spiritual sekaligus kebudayaan yang menyatukan umat. Tradisi ini mengingatkan kita bahwa dalam berkurban bukan hanya daging yang dibagi, tetapi juga kasih, gotong-royong, dan apresiasi terhadap keberagaman cara mensyukuri nikmat hidup