Kabarindo24jam.com | Tegal — Sebuah kisah memilukan kembali terjadi menyentak nurani. Seorang warga Pedukuhan Karangsari, Desa Wotgalih, Jatinegara, Kabupaten Tegal, terpaksa harus ditandu menggunakan sarung dan bambu menuju rumah sakit. Bukan karena warga tak peduli, tetapi karena tidak adanya satu hal sederhana yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara yaitu akses jalan yang layak.
Video perjuangan warga ini viral di media sosial sejak Senin (16/6/2025). Terlihat jelas dalam rekaman tersebut, sekelompok warga bergantian memanggul pasien melewati jalan setapak yang penuh batu, lumpur, dan semak belukar. Sambil berkeringat dan berdoa, mereka berusaha sekuat tenaga menyelamatkan nyawa, berharap sang pasien tiba di pusat layanan kesehatan tepat waktu.
Namun takdir berkata lain. Di tengah medan sulit itu, sang pasien menghembuskan napas terakhir. Ia meninggal sebelum sempat mendapat pertolongan medis. Perjalanan panjang dan berat itu, yang seharusnya bisa ditempuh dengan kendaraan dalam hitungan menit jika ada jalan layak, justru menjadi perjalanan terakhir bagi sang pasien.
Lebih dari Sekadar Tragedi
Peristiwa ini bukan sekadar cerita duka satu rakyat semata. Ini cermin nyata bagaimana infrastruktur yang timpang di pelosok negeri masih menjadi penghambat utama masyarakat mengakses hak dasarnya: layanan kesehatan.
Di saat pemerintah gencar membangun jalan tol dan proyek-proyek mercusuar di kota-kota besar, di sudut-sudut desa seperti Karangsari, nyawa warga dipertaruhkan hanya untuk menuju rumah sakit. Jalan berlumpur dan licin yang seharusnya sudah diperbaiki sejak lama kini menjadi saksi bisu kegagalan pemerataan pembangunan.
Tragedi Karangsari seharusnya menjadi teguran bagi pemerintah daerah hingga pusat. Pembangunan jalan bukan sekadar soal aspal dan beton, tetapi lebih dari itu, soal nyawa. Pemerataan pembangunan tak boleh berhenti di papan proyek atau rapat perencanaan semata, tapi melalui pembangunan yang nyata. Hingga hadirnya negara akan lebih terasa, bukan sekadar ucapan belasungkawa.(Man*/)