Kabarindo24jam.com | Cibinong – Wakil Bupati (Wabup) Jaro Ade Ruhandi mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berkomitmen kuat menurunkan angka stunting secara signifikan sesuai dengan arahan Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka kepada seluruh Pemerintah Daerah dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Bersama di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
“Tentunya seperti apa yang disampaikan oleh Wakil Presiden, seluruh Pemerintahan Daerah, termasuk Kabupaten Bogor, siap melaksanakan arahan beliau sebagaimana target Bapak Presiden Prabowo untuk mengerjakan penanganan stunting ini secara kolaboratif, sehingga target penurunan angka stunting sebesar 14,2 persen dapat tercapai,” kata Jaro Ade.
Berdasarkan catatan yang diperoleh dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, angka stunting di wilayah yang dipimpin duet Bupati Rudy Susmanto – Wabup Jaro Ade ini berhasil ditekan dari 27 persen pada tahun 2023 menjadi 18 persen pada tahun 2025.
Wabup Jaro Ade menyebut penanganan stunting di Kabupaten Bogor selama ini dikerjakan secara kolaboratif melalui sejumlah program, salah satunya program Gotasmil (Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting dan Ibu Hamil KEK).
“Program yang dijalankan oleh Pemkab Bogor ini tentunya dengan menggerakkan kepedulian lintas elemen mulai dari pelaku usaha hingga pejabat pemerintahan untuk menurunkan angka stunting sekaligus meningkatkan gizi ibu hamil berisiko melalui partisipasi langsung dan sukarela,” tandas Wabup.
Pada acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta itu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.
“Percepatan penurunan stunting ini adalah salah satu program prioritas dari Bapak Presiden. Oleh sebab itu, program ini harus kita kawal bersama, harus kita keroyok bersama. Kuncinya adalah sinergi antara pusat dan daerah,” tegas Wapres.
Wapres Gibran menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menekan angka prevalensi stunting nasional. Berdasarkan data tahun 2024, angka stunting berhasil diturunkan menjadi 19,8 persen, lebih baik dari proyeksi 20,1 persen.
“Penurunan ini setara dengan 357 ribu anak, dan disertai pula dengan penurunan angka wasting, overweight, serta anemia pada ibu hamil. Ini adalah hasil kerja kolaboratif dari pusat, daerah, kader posyandu, dan PKK,” ujarnya.
Namun, Wapres mengingatkan bahwa tantangan ke depan masih besar. Presiden menargetkan angka stunting nasional turun menjadi 14,2 persen pada tahun 2029. Ia juga menyoroti Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan penurunan paling signifikan, yakni sebesar 5,8 persen.
Wapres juga mengapresiasi Kabupaten Klungkung, Bali, yang berhasil menurunkan angka stunting dari 19,4 persen pada 2021 menjadi 5,1 persen pada 2024. “Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dan penguatan kader di lapangan. Saya berharap praktik baik seperti ini bisa direplikasi di daerah lain,” kata Wapres.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga memberikan perhatian khusus kepada kader posyandu, yang disebutnya sebagai ujung tombak penanganan stunting di lapangan. Ia mendorong adanya peningkatan insentif bagi kader sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka.
Lebih lanjut, Wapres menekankan pentingnya intervensi komprehensif yang mencakup aspek kesehatan, sanitasi, lingkungan, serta peningkatan kesadaran gizi bagi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, dan anak-anak.Ia juga menegaskan perlunya keseragaman data lintas kementerian dan daerah agar kebijakan dapat lebih tepat sasaran. (Cky/*)

